Thursday, July 30, 2009

meninggal

Sebuah kursi kosong

Seorang gadis mengundang pastor Paroki untuk datang ke rumahnya mendoakan ayahnya yang sedang sakit. Pada waktu pastor datang, ia mendapati seorang bapak tua yang sedang berbaring lemah di tempat tidur, dan sebuah kursi kosong di depannya.


“Tentu anda telah menanti saya”, kata si Pastor.

“Tidak, siapakah anda?”, tanya bapak itu.

Pastorpun memperkenalkan diri dan berkata, “Saya melihat kursi kosong ini, saya kira Bapak sudah tahu kalau saya akan datang.”

“Oo, kursi itu,” kata si Bapak, “Maukah anda menutup pintu kamar itu?”

Sambil bertanya-tanya dalam hati, Pastorpun menutup pintu kamar.

“Saya mempunyai sebuah rahasia, tidak ada seorangpun yang mengetahuinya, bahkan putri tunggal sayapun tidak tahu,” kata si Bapak. “Seumur hidupku saya tidak pernah tahu bagaimana caranya berdoa. Di gereja saya pernah mendengarkan kotbah Pastor tentang bagaimana caranya berdoa, tapi semuanya itu berlalu begitu saja dari kepala saya.”

“Semua cara sudah saya coba, tapi selalu gagal,” lanjut si Bapak, “Sampai pada suatu hari, tepatnya 4 tahun yang lalu, seorang sahabat karib saya mengajari suatu cara yang amat sederhana untuk dapat bercakap-cakap dengan Yesus.”

“Dia mengajari saya begini : duduklah di kursi, letakkan sebuah kursi kosong di depanmu, lalu bayangkan Yesus duduk di atas kursi tersebut. Ini bukan hantuNya lho, karena Ia telah berjanji “akan senantiasa besertamu”, kemudian berbicaralah biasa seperti halnya kamu sedang bercakap-cakap dengan saya saat ini.”

“Sayapun mencoba cara yang diberikan teman saya itu, dan sayapun dapat menikmatinya. Setiap hari saya melakukannya sampai beberapa jam. Semuanya itu saya lakukan secara sembunyi-sembunyi, agar putri saya tidak menganggap saya gila kalau melihat saya bercakap-cakap dengan kursi kosong.”

Si Pastor sangat tersentuh akan cerita Bapak itu, dan memberi dorongan agar si Bapak tetap melanjutkan kebiasaan berdoa tersebut. Setelah berdoa bersama, dan memberinya Sakramen Perminyakan, Pastorpun pulang. Dua hari kemudian, si gadis memberitahu Pastor kalau ayahnya telah meninggal tadi siang.

“Apakah ia meninggal dengan damai?” tanya si Pastor.

“Ya, waktu saya pamit untuk membeli beberapa keperluan ke toko siang itu, ayah memanggil saya dan mengatakan bahwa ia sangat mencintai saya, lalu mencium kedua pipi saya. Satu jam kemudian, pada waktu saya pulang dari berbelanja, saya mendapati ayah sudah meninggal.”

“Tapi ada suatu kejadian yang aneh waktu ayah meninggal. Ia meninggal dalam posisi duduk di atas tempat tidur dengan kepala tersandar pada kursi kosong yang ada di sebelah tempat tidur.

Bagaimana pendapat Pastor?”

Sambil mengusap air matanya, Pastorpun berkata, “Saya berharap kita semua kelak dapat meninggal dengan cara itu.”

Wednesday, July 29, 2009

doa

Doa Keluarga

Maria adalah ibu dari dua orang anak. Anak pertamanya perempuan dan

sudah duduk di kelas IV SD. Anak keduanya laki-laki dan masih duduk di
kelas II SD. Malam itu Maria sedang mempersiapkan diri untuk berdoa
malam. Dia meletakan patung Maria Medali Wasiat yang sudah bocel-bocel
kecil dibeberapa tempat, di sebuah meja kecil di sudut ruang. Itulah
satu-satunya meja yang dimilikinya. Dua buah lilin kecil dinyalakan di
kiri kanan patung itu. Maria melihat Yo anaknya yang paling kecil masih
tiduran di lantai. Rumah Maria jika bisa disebut rumah, hanyalah sebuah
kamar berukuran 4 X 5. Ruangan itu sesak dengan lemari pakaian, tempat
peralatan makan dan masak, tempat buku dan meja kecil. Maka tidak ada
tempat tidur. Maria dan kedua anaknya tidur di lantai yang beralaskan
plastik tebal.

“Yo ayo kita doa,” ajak Maria. Yo tidak menjawab. Dia masih
tenggelam dalam khayalannya mengendarai mobil. Di tangannya ada sebuah
mobil plastik usang yang digerak-gerakan. Eli kakak Yo sudah mengambil
sikap doa di depan patung Maria. Maria mengambil mobil mainan dan
dengan paksa mengajak Yo untuk berlutut di depan patung Maria.

“Aku nggak mau berdoa,” kata Yo. Eli memandang jengkel pada Yo.

“Dengan berdoa kamu bisa minta apa saja yang kamu inginkan dan
Bunda Maria akan memberikan apa yang kamu inginkan.” Eli mencoba
menjelaskan pentingnya doa bagi Yo.

“Bunda Maria tidak punya apa-apa.” Jawab Yo. “Lihat aja tanganya
sudah dibuka semuanya. Satu-satunya apel yang dimilikinya juga sudah
jatuh dimakan ular.” Yo menunjuk pada patung Maria Medali Wasiat. Dalam
patung itu memang posisi Maria berdiri dengan tangan terbuka. Sedangkan
kakinya menginjak ular yang sedang memakan sebuah apel.

“Maria memang tidak mempunyai apa-apa Yo,” kata Maria menjelaskan.
“Dia hanya membantu doa kita. Kalau Yo berdoa, maka Maria juga akan
berdoa bersama Yo. Kita berdoa bersama Bunda Maria agar permohonan kita
semakin didengarkan Allah, sebab Allah lah yang mempunyai segala
sesuatu di dunia.” Maria memandang Yo sejenak. “Sekarang ayo kita
berdoa. Nanti Eli yang pertama mengatakan permohonan setelah itu kamu
Yo”

Mereka berdoa 10 Salam Maria dan Bapa Kami. Lalu Eli menyatakan
permohonannya agar dia bisa menjanlankan ulangannya besok dengan
berhasil. Setelah Eli selesai, Yo masih diam saja. Sambil berbisik
Maria mengatakan agar Yo menyatakan permohonannya. Dengan terpaksa Yo
berdoa.

“Bunda Maria, sudah lama bapak tidak pulang. Kalau dia pulang
sering kali mabuk dan marah-marah. Aku dan Mbak Eli sering dipukul. Aku
minta agar bapak tidak lagi suka mabuk dan marah-marah pada ibu, tidak
memukul aku dan Mbak Eli lagi. Aku sayang bapak tapi mengapa bapak
tidak sayang padaku? Amin” tanpa terasa air mata mengalir di pipi
Maria.

Sudah lama suami Maria terkena PHK. Dia sudah berusaha melamar
kerja dimana-mana namun sampai sekarang tidak ada panggilan. Seolah
semua jalan menjadi buntu. Dia juga sudah berusaha mencoba untuk jualan
dan usaha lain, tapi gagal dan terbentur tidak ada modal. Dalam
kefrustasian akan hidup, dia menjadi suka mabuk. Dia menjual apa saja
untuk membeli minuman keras dan mabuk bersama beberapa orang
pengangguran lain. Dia memaksa Maria untuk memberinya uang. Padahal
Maria harus bekerja keras sebagai tukang cuci pakaian beberapa tetangga
dan masih berjualan kue di pasar. Kue itu dia buat sendiri, sehingga
sejak dini hari sampai larut malam Maria bekerja keras. Namun uang
hasil kerja itu sering diminta paksa oleh suaminya untuk membeli
minuman. Jika tidak diberi, maka dia akan marah. Salah satu sasaran
kemarahan adalah dengan memukul atau mencaci maki kedua anaknya. Jika
sudah demikian, maka Maria akan berusaha memberi uang agar suaminya itu
segera pergi dari rumah.

Maria tidak tahan melihat penderitaan anak-anaknya, namun dia tidak
kuasa untuk mengubah hidupnya. Dia tidak tahu harus bagaimana lagi
caranya agar semua ini berubah. Dia sudah bekerja keras dari pagi
sampai dini hari lagi. Tapi penghasilan masih kurang saja. Selain itu
ronrongan suaminya dan sikap kasarnya pada anak-anak membuatnya semakin
tertekan. Maka satu-satunya jalan dia memasrahkan semua beban hidupnya
pada Tuhan. Dia yakin bahwa Tuhan tidak akan membiarkannya sendirian
dalam menghadapi semua penderitaannya ini. Dia ingat kotbah seorang
imam, bahwa Yesus datang pada para murid ketika mereka sedang dalam
badai. Maria membayangkan dirinya dalam badai yang sangat menakutkan.
Dia berharap Tuhan datang untuk menenangkan badai itu. Dia berharap
tangan Tuhan berkarya dalam hidupnya.

Permohonan dari Yo membuat Maria tidak kuasa menahan air matanya.
Dia melihat anak dengan berlinang air mata. Yo yang masih membutuhkan
belai kasih ayahnya, namun sebaliknya dia sering mendapatkan pukulan
dan caci maki. Bukan kesalahan Yo, tapi kesalahan suaminya. Kesalahan
suaminya yang tidak tahan menghadapi kehidupan yang sangat pahit ini.
Yo masih terdiam dengan mata terpejam. Dia berharap Bunda Maria akan
berdoa bersama dengannya. Keadaan sunyi. Semuanya terdiam dalam doanya
masing-masing. Tiba-tiba pintu terbuka, seorang lelaki kumal terdiam di
muka pintu. Pakainnya kotor dan wajahnya kuyu. Mulutnya bau minuman
keras tanda habis minum minuman keras. Dia berdiri sambil berpegangan
tiang pintu. Dia kelihatan mabuk keras. Maria dan kedua anaknya menjadi
takut. Kehadiran suaminya hanya menebarkan rasa takut yang mencekam.
Sejenak mereka hanya saling memandang. Dengan terhuyung lelaki itu
berjalan ke arah Yo yang sudah ketakutan sekali.

Tiba-tiba lelaki itu berteriak keras dan menangis. Dipeluknya Yo
dan Eli sambil menangis keras. Dia tidak peduli suaranya akan didengar
oleh banyak orang. Dia tidak malu akan semuanya itu. Saat itu dia tidak
bisa berkata apa-apa selain menangis. Dia ingin melepaskan beban
kepedihan dalam hatinya. Yo dan Eli juga ikut menangis, meski mereka
tidak tahu persis mengapa menangis. Mereka hanya terbawa oleh ayahnya
saja.

Sebetulnya ayah mereka sudah agak lama di muka pintu. Dia hanya
bersandar di dinding rumah, sebab tidak mampu lagi membawa tubuhnya
masuk rumah akibat mabuk berat. Setengah sadar dia mendengar percakapan
istrinya dengan anak-anaknya. Hatinya menjadi hancur ketika
mendengarkan doa Yo. Hatinya merasa seperti ditusuk pedang yang tajam.
Perih sekali. Dia malu pada dirinya sendiri. Dia sadar bahwa selama ini
dia telah menyepelekan cinta anak-anaknya dan membalas cinta istrinya
dengan kekasaran dan caci maki. Dia telah salah memperlakukan anak dan
istrinya. Doa Yo seperti pedang yang menghancurkan dirinya dan
membuatnya sadar bahwa dia telah meninggalkan dan menyiksa mereka
selama ini.

Kesuksesan

Sebuah Renungan tentang KESUKSESAN

Sukses itu sederhana,
Sukses tidak ada hubungan dengan menjadi kaya raya,
Sukses itu tidak serumit/serahasia seperti kata Kiyosaki/Tung Desem Waringin/The Secret,
Sukses itu tidak perlu dikejar,
SUKSES adalah ANDA!
Karena kesuksesan terbesar ada pada diri Anda sendiri...

Bagaimana Anda tercipta dari pertarungan jutaan sperma untuk membuahi 1 ovum, itu adalah sukses pertama Anda!

Bagaimana Anda bisa lahir dengan anggota tubuh sempurna tanpa cacat, itulah kesuksesan Anda kedua...

Ketika Anda ke sekolah bahkan bisa menikmati studi S1, di saat tiap menit ada 10 siswa drop out karena tidak mampu bayar SPP, itulah sukses Anda ketiga...

Ketika Anda bisa bekerja di perusahaan bilangan segitiga emas, di saat 46 juta orang menjadi pengangguran, itulah kesuksesan Anda keempat...

Ketika Anda masih bisa makan tiga kali sehari, di saat ada 3 juta orang mati kelaparan setiap bulannya itulah kesuksesan Anda yang kelima...

Sukses terjadi setiap hari,
Namun Anda tidak pernah menyadarinya. ..

Saya sangat tersentuh ketika menonton film Click! yang dibintangi Adam Sandler, "Family comes first", begitu kata2 terakhir kepada anaknya sebelum dia meninggal...

Saking sibuknya Si Adam Sandler ini mengejar kesuksesan, ia sampai tidak sempat meluangkan waktu untuk anak & istrinya, bahkan tidak sempat menghadiri hari pemakaman ayahnya sendiri, keluarga nya pun berantakan, istrinya yang cantik menceraikannya, anaknya jadi ngga kenal siapa ayahnya...

Sukses selalu dibiaskan oleh penulis buku laris supaya bukunya bisa terus2an jadi best seller
dengan membuat sukses menjadi hal yg rumit dan sukar didapatkan.. .

Sukses tidak melulu soal harta,rumah mewah,mobil sport,jam Rolex,pensiun muda,menjadi pengusaha,punya kolam renang/helikopter, punya istri cantik seperti Donald Trump,&resort mewah di Karibia...

Sukses sejati adalah hidup dengan penuh syukur atas segala rahmat Tuhan, sukses yang sejati adalah menikmati & bersyukur atas setiap detik kehidupan Anda, pada saat Anda gembira, Anda gembira sepenuhnya, sedangkan pada saat Anda sedih, Anda sedih sepenuhnya,
setelah itu Anda sudah harus bersiap lagi menghadapi episode baru lagi.

Sukses sejati adalah hidup benar di jalan Allah, hidup baik, tidak menipu, apalagi scam, saleh & selalu rendah hati, Sukses itu tidak lagi menginginkan kekayaan ketimbang kemiskinan, tidak lagi menginginkan kesembuhan ketimbang sakit,

Sukses sejati adalah bisa menerima sepenuhnya kelebihan,keadaan, dan
kekurangan Anda apa adanya dengan penuh syukur.

Pernahkah Anda menyadari?
Anda sebenarnya tidak membeli suatu barang dengan uang
Uang hanyalah alat tukar,
Anda sebenarnya membeli rumah dari waktu Anda.
Ya, Anda mungkin harus kerja siang malam utk bayar KPR selama 15 tahun atau beli mobil/motor kredit selama 3 tahun.
Itu semua sebenarnya Anda dapatkan dari membarter waktu Anda,
Anda menjual waktu Anda dari pagi hingga malam kepada penawar tertinggi untuk mendapatkan uang supaya bisa beli makanan, pulsa telepon dll...

Aset terbesar Anda bukanlah rumah/mobil Anda, tapi diri Anda sendiri,
Itu sebabnya mengapa orang pintar bisa digaji puluhan kali lipat dari orang bodoh...
Semakin berharga diri Anda, semakin mahal orang mau membeli waktu Anda...

Itu sebabnya kenapa harga 2 jam-nya Kiyosaki bicara ngalor ngidul di seminar bisa dibayar 200 juta atau harga 2 jam seminar Pak Tung bisa mencapai 100 juta!!!

Itu sebabnya kenapa Nike berani membayar Tiger Woods & Michael Jordan sebesar 200 juta dollar, hanya untuk memakai produk Nike.
Suatu produk bermerk menjadi mahal/berharga bukan karena merk-nya, tapi karena produk tsb dipakai oleh siapa....

Itu sebabnya bola basket bekas dipakai Michael Jordan diperebutkan, bisa terjual 80 juta dollar,
sedangkan bola basket bekas dengan merk sama, bila kita jual harganya justru malah turun...

Hidup ini kok lucu, kita seperti mengejar fatamorgana, bila dilihat dari jauh, mungkin kita melihat air/emas di kejauhan, namun ketika kita kejar dng segenap tenaga kita & akhirnya kita sampai, yang kita lihat yah cuman pantulan sinar matahari/corn flakes saja
oh...ternyata. ..

Lucu bila setelah Anda membaca tulisan di atas
Namun Anda masih mengejar fatamorgana tsb, ketimbang menghabiskan waktu Anda yg sangat berharga bersama dengan orangtua yg begitu mencintai Anda, memeluk hangat istri/kekasih Anda, mengatakan "I love you" kepada orang - orang yang anda cintai: orang tua, istri, anak, sahabat2 Anda.

Lakukanlah ini selagi Anda masih punya waktu, selagi Anda masih sempat, Anda tidak pernah tahu kapan Anda akan meninggal, mungkin besok pagi, mungkin nanti malam,

LIFE is so SHORT.

Luangkan lebih banyak waktu untuk melakukan hobi Anda, entah itu bermain bola, memancing, menonton bioskop, minum kopi, makan makanan favorit Anda,berkebun, bermain catur, atau berkaraoke.. .

Enjoy Ur Life, LIFE is so SHORT my dear friend....