Friday, October 30, 2009

humor tentang Tuhan

*Tuhan Pengawas Makanan*

Pada acara retret di luar kota, setelah acara Session 1 diselingi rehat
kopi.
Disisi meja terletak kue pukis dengan tulisan "Silahkan masing-masing
mengambil satu.....Awas Tuhan mengawasinya".
Di meja yang lain ada kue kering dengan tulisan "Silahkan ambil sesuka
hatimu.....Mumpung Tuhan sedang mengawasi kue pukis"
.

Friday, October 23, 2009

jatuh cinta

Suatu ketika di masa lalu…


Seorang pemuda jatuh cinta setengah mati pada seorang gadis.

Tidak ada yang salah pada cinta. Tidak ada yang salah pada rasa yang berkembang tanpa diundang itu. Hanya saja, memang status mereka terlalu berbeda.


Si Pemuda miskin adalah anak dari rantau yang tinggal di kos saja, jatuh cinta pada seorang gadis putri orang terkaya di kota tersebut. Sebetulnya Si Gadis pun jatuh cinta pada kesederhanaan Si Pemuda yang amat berbeda dari segala kelimpahan yang selalu berada di sekelilingnya. Namun, cinta mereka dihalangi orang tua Si Gadis. Orang tuanya yang punya kuasa dan uang menghalalkan segala cara untuk memisahkan mereka berdua. Akhirnya, Si Pemuda didatangi oleh ayah Si Gadis. Sang Ayah menghinanya dengan selalu mengungkit kemiskinannya. Dan terus mengatakan bahwa Si Pemuda tak bakal pantas bersanding dengan putri kesayangannya yang bukan saja cantik dan kaya namun berperilaku santun dan bertutur kata halus.


Si Pemuda mundur dengan luka karena tertolak cintanya. Luka itu masih menganga, terbuka, dan terus berdarah dalam dirinya. Dia tak mengizinkannya untuk sembuh. Dia hanya ingin membuktikan bahwa dia sanggup jadi orang kaya. Untuk membuktikan kepada ayah Si Gadis, Si Gadis itu, dirinya sendiri, dan seluruh dunia, dia bekerja keras.

Sangat keras sampai di suatu hari nanti dia berhasil berdiri tegar di atas kedua kakinya sendiri. Dan ia menanti-nantikan tibanya saat itu.


Setelah menikmati suksesnya, bertahun-tahun kemudian…


Si Pemuda tersenyum dan tertawa, ketika menikmati kesuksesannya. Akhirnya, impiannya tercapai juga. Setelah itu, tak lama dia malah menderita sakit keras. Ironis sepertinya? Memang begitulah kenyataannya.


Ketika dia sukses, dia tak mampu mengecapnya secara sempurna karena sakit yang menderanya. Dalam kondisi terbaring di rumah sakit, dia melakukan kilas balik hidupnya. Akhirnya dia sukses juga. Akhirnya dia jadi orang kaya juga. Dan akhirnya keluarga Si Gadis juga tahu bahwa dia berhasil jadi orang kaya. Setelah mereka semua tahu, setelah seluruh dunia tahu, lalu apa hasilnya?


Dia merasa lelah. Lelah fisik dan mental. Lelah, ketika dia sangat terpacu untuk membuktikan dirinya sendiri kepada dunia. To show the world that he is somebody. Seseorang yang harus diperhitungkan dan tidak boleh dianggap remeh. Akhirnya, dia keletihan luar biasa. Dan saat itu pulalah, dia tersadar. Dalam sakitnya, setelah segala pencapaiannya yang luar biasa, dia menerima pengertian yang baru. Hari itu barulah dia tahu, dia tak perlu membuktikan apa pun kepada siapa pun. Karena bila dia berusaha dengan giat, dia betul-betul berjuang keras, suatu saat kesuksesan akan menjadi miliknya. Tanpa perlu dendam yang terus mengucurkan darah dan menguras habis emosinya. Memang diakuinya pula, dendam itu membawa dia berjuang lebih keras dan lebih serius. Namun setelah dia sukses, dia merasa itu semua tak perlu. Dendam lagi-lagi hanyalah membawa kesakitan ekstra. Tambahan kesakitan yang semakin membebaninya semata. Kesakitan memang terkadang diperlukan untuk membangkitkan semangat yang patah agar maju mencapai tujuan. Namun, tidak dengan berkubang dalam duka yang tak kunjung habis. Dengan melulu menatap dan meratapi duka tanpa henti ketika berjalan dalam hidup ini, membawa dirinya lemah-letih-lelah-lunglai. Dan rasa itu membuatnya ambruk.


Berkaca dari cerita Si Pemuda itu tadi…


Mungkinkah kita pernah mengalaminya? Dengan kapasitas yang kurang dari Si Pemuda, lebih, atau sama dengannya?

Kita pernah merasa dihina, terhina, ataupun diremehkan. Lalu, kita bersemangat bangkit kembali untuk menunjukkan kepada dunia. “ Ini, lho! Gue…(baca: Saya).

Sang ego yang tersentil, ingin menunjukkan diri. Sang ego mencari pengakuan. Diri ini perlu dibuktikan bahwa mampu berprestasi dan sukses. Tidak seperti kata orang-orang tentang kita yang terkesan meremehkan.


Sebetulnya, lagi-lagi, terusiknya diri dan terpacu ingin menjadi lebih baik bukanlah sesuatu yang jelek. Yang rasanya agak mengganggu adalah motivasi awal untuk sukses menjadi kabur oleh luka, dendam, dan kemarahan yang tak kunjung selesai.

Apa pun luka masa lalu kita, kita hadapi dengan besar hati dan kita terima. Bahwa, memang dulu kita seperti itu, namun dengan berjalannya waktu plus kerja keras, inilah diri kita di hari ini.

Setelah kita berdamai dengan masa lalu kita, bagian kesakitan yang sangat menusuk tajam relung hati kita itu tadi, membuat kita mampu menatap hari ini dan hari depan dengan senyuman. Senyuman yang tulus dari dasar hati karena sadar bahwa diri kita berarti. Bahwa diri kita dikasihi oleh Tuhan. Diri kita diizinkan mengalami banyak hal yang tidak mengenakkan dan menyakitkan hanya sebagai proses untuk menjadi lebih baik. Terbukti, kita menjadi lebih baik dalam beberapa hal setelah kita mengalami masalah dan kekecewaan. Setidaknya ada sesuatu yang kita pelajari dari kegagalan itu dan kita mencatat pengalaman itu sebagai sebuah proses pembelajaran.


Epilog

Si Pemuda merasa pasti bahwa dia tak perlu membuktikan apa pun kepada siapa pun. Sakit hatinya dia akui, dia bawa ke hadapan Sang Pencipta, yang mampu menyembuhkan segala luka. Tuhan sendiri.

Dan dia mulai merasakan luapan kasih yang tak terhingga. Kasih yang tak bersyarat. Unconditional love. Dia tetap dikasihi, dia tetap dicintai, tanpa perlu membuktikan apa pun. Hanya dengan jadi dirinya sendiri. Seluruh keberadaan dirinya bukanlah suatu kesalahan. Yang bisa dia lakukan hanyalah menerima kasih itu, merasakan segenap kehangatan di tiap sudut relung hatinya, untuk kemudian merasa lebih kuat dalam menjalani hidup.


Kenyataan serta kesadaran bahwa dia dicintai walaupun dia miskin membawa dia kepada rasa terima kasih yang tak kunjung putus. Luapan rasa syukur menyebar dalam sanubarinya… Cinta Tuhan memampukannya untuk hidup walaupun pernah sakit hati, walaupun pernah benci, walaupun pernah marah dan kecewa luar biasa. Cinta Tuhan ingin selalu dia bawa dalam hari-harinya di masa yang akan datang. Setiap hari baru adalah hadiah terindah dari-Nya. Dengan segala permasalahannya, dengan segala problematikanya. Hari itu tetap anugerah. Karena kenyataan yang tak dapat dipungkiri telah merasuki hatinya: dia dikasihi, dia dicintai. Apa adanya.


Selamat jalan dendam yang membara! Si Pemuda memutuskan untuk terus hidup dalam kesadaran akan kasih-Nya. Dan kasih itu cukup. Bahkan berlimpah ruah. Walaupun terkadang tidak dirasakannya. Namun kasih itu tak terukur, baik panjang-lebar-ataupun dalamnya.

Dia tersenyum. Pembuktian diri itu sudah selesai. Dia hanya ingin berusaha giat, termotivasi, tanpa menghamburkan energi negatif yang terus menyetirnya selama ini.




Singapura, 21 Oktober 2009

-fon-

* Si Pemuda berharap, kita pun bisa melakukan hal yang sama… Setidaknya berproses menuju ke arah sana…

Thursday, October 22, 2009

Email to GOD

God is Good all the time....

KEPADA : KAMU

TANGGAL: HARI INI
DARI : TUHAN
PERIHAL : DIRI KAMU
Referensi : KEHIDUPAN

Aku Tuhan, hari ini Aku yang akan menangani semua masalahmu.
Aku tidak butuh bantuanmu.
Jadi, salam sejahtera dan Aku mencintaimu selalu.

Catatan: Dan ingat…
Bila dunia ini menyodorkan masalah yang tidak dapat kau tangani sendiri, jangan berusaha menyelesaikan masalah itu. Tetapi, letakkanlah masalah itu di dalam doamu (Untuk diselesaikan Oleh Tuhan). Aku akan menyelesaikan masalahmu sesuai JADWAL yang Aku tentukan sendiri.. Semua masalahmu PASTI akan Aku selesaikan, tetapi sesuai jadwalKu, bukan jadwalmu.
Setelah semua masalahmu kamu letakkan dalam doamu, janganlah kamu pikirkan dan khawatirkan. Sebaliknya, fokuslah kepada semua hal-hal baik yang sedang terjadi padamu sekarang.

Bila kamu terjebak kemacetan dijalan, janganlah marah, sebab masih banyak orang didunia ini yang tidak pernah naik mobil seumur hidupnya.

Bila kamu berhadapan dengan masalah di tempat kerja, berpikirlah bahwa masih banyak orang yang menganggur bertahun-tahun tanpa pekerjaan.
Bila kamu sedih karena hubungan keluarga, pikirkanlah orang-orang yang belum pernah merasakan mencintai dan dicintai.

Bila kamu merasa bosan dengan akhir minggu, pikirkanlah orang-orang yang harus lembur siang malam tanpa libur untuk menghidupi keluarga & anak-anaknya.
Bila mobil kamu mogok & mengharuskan kamu berjalan kaki, janganlah marah, pikirkanlah orang-orang cacat yang sangat ingin merasakan berjalan diatas kaki sendiri seperti kamu sekarang.
Bila kamu melihat dicermin rambutmu mulai beruban, janganlah bersedih, sebab mempunyai rambut hanyalah merupakan impian bagi orang-orang yang dalam perawatan kemoterapi.
Bila kamu merenungi makna hidupmu didunia ini & merenungi apa tujuan hidupmu ini?
Bersyukurlah, karena banyak orang yang tidak punya kesempatan hidup yang cukup lama untuk merenungi hidup mereka.
Bila kamu merasa tidak nyaman karena terkena imbas dari kemarahan dan kekecewaan orang lain, ingatlah, situasi bisa menjadi jauh lebih buruk; yaitu kamulah yang merasakan kemarahan & kekecewaan tersebut!
Bila kamu memutuskan untuk meneruskan surat ini ke orang lain, terima kasih. Kamu telah menyentuh kehidupan mereka dalam banyak hal yang tidak pernah kamu bayangkan!

Salam sejahtera selalu,

TUHAN Godhas seen you struggling,
God says it's over.

Sunday, August 30, 2009

melakukan yang terbaik

Kisah berikut ini sangat menyentuh perasaan, dikutip dari buku

"Gifts From The Heart for Women"

karangan Karen Kingsbury.

Kisahnya sbb: ]

Bahkan Seorang Anak Berusia 7 Tahun Melakukan YangTerbaik Untuk ......

Di sebuah kota di California , tinggal seorang anak laki2 berusia tujuh tahun yang bernama Luke. Luke gemar bermain bisbol. Ia bermain pada sebuah tim bisbol dikotanya yang bernama Little League. Luke bukanlan seorang pemain yang hebat. Pada setiap pertandingan, ia lebih banyak menghabiskan waktunya di kursi pemain cadangan. Akan tetapi, ibunya selalu hadir di setiap pertandingan untuk bersorak dan memberikan semangat saat Luke dapat memukul bola maupun tidak. Kehidupan Sherri Collins, ibu Luke, sangat tidak mudah. Ia menikah dengan kekasih hatinya saat masih kuliah. Kehidupan mereka berdua setelah pernikahan berjalan seperti cerita dalam buku-buku roman. Namun, keadaan itu hanya berlangsung sampai pada musim dingin saat Luke berusia tiga tahun. Pada musim dingin, di jalan yang berlapis es, suami
Sherri meninggal karena mobil yang ditumpanginya bertabrakan dengan mobil yang datang dari arah berlawanan. Saat itu, ia dalam perjalanan pulang dari pekerjaan paruh waktu yang biasa dilakukannya pada malam hari.
"Aku tidak akan menikah lagi," kata Sherri kepada ibunya. "Tidak ada yang dapat mencintaiku seperti dia". "Kau tidak perlu menyakinkanku," sahut ibunya sambil tersenyum. Ia adalah seorang janda dan selalu memberikan nasihat yang dapat membuat Sherri merasa nyaman. "Dalam hidup ini, ada seseorang yang hanya memiliki satu orang saja yang sangat istimewa bagi dirinya dan tidak ingin terpisahkan untuk selama-lamanya. Namun jika salah satu dari mereka pergi, akan lebih baik bagi yang ditinggalkan untuk tetap sendiri daripada ia memaksakan mencari penggantinya.

Sherri sangat bersyukur bahwa ia tidak sendirian. Ibunya pindah untuk tinggal bersamanya. Bersama-sama, mereka berdua merawat Luke. Apapun masalah yg dihadapi
anaknya, Sherri selalu memberikan dukungan sehingga Luke akan selalu bersikap optimis. Setelah Luke kehilangan seorang ayah, ibunya juga selalu berusaha menjadi seorang ayah bagi Luke

Pertandingan demi pertandingan, minggu demi minggu, Sherri selalu datang dan bersorak-sorai untuk memberikan dukungan kepada Luke, meskipun ia hanya bermain beberapa menit saja. Suatu hari, Luke datang ke pertandingan seorang diri.
"Pelatih", panggilnya. "Bisakah aku bermain dalam pertandingan ini sekarang? Ini sangat penting bagiku. Aku mohon ?" Pelatih mempertimbangkan keinginan Luke.Luke masih kurang dapat bekerja sama antar pemain. Namun dalam pertandingan sebelumnya, Luke berhasil memukul bola dan mengayunkan tongkatnya searah dengan arah datangnya bola. Pelatih kagum tentang kesabaran dan sportivitas Luke, dan Luke tampak berlatih extra

keras dalam beberapa hari ini


"Tentu," jawabnya sambil mengangkat bahu, kemudian ditariknya topi merah Luke. "Kamu dapat bermain hari ini. Sekarang, lakukan pemanasan dahulu." Hati Luke bergetar saat ia diperbolehkan untuk bermain. Sore itu, ia bermain dengan sepenuh hatinya. Ia berhasil melakukan home run dan mencetak dua single. Ia pun berhasil menangkap bola yang sedang melayang sehingga membuat timnya berhasil memenangkan pertandingan.

Tentu saja pelatih sangat kagum melihatnya. Ia belum pernah melihat Luke bermain sebaik itu. Setelah pertandingan, pelatih menarik Luke ke pinggir lapangan. "Pertandingan yang sangat mengagumkan," katanya kepada Luke.
"Aku tidak pernah melihatmu bermain sebaik sekarang ini sebelumnya. Apa yang membuatmu jadi begini?”


Luke tersenyum dan pelatih melihat kedua mata anak itu mulai penuh oleh air mata kebahagiaan. Luke menangis tersedu-sedu. Sambil sesunggukan, ia berkata "Pelatih, ayahku sudah lama sekali meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil. Ibuku sangat sedih. Ia buta dan tidak dapat berjalan dengan baik, akibat kecelakaan itu. Minggu lalu Ibuku meninggal” Luke kembali menangis.

Kemudian Luke menghapus air matanya, dan melanjutkan ceritanya dengan terbata-bata "Hari ini,.......hari ini adalah pertama kalinya kedua orangtuaku dari surga datang pada pertandingan ini untuk bersama-sama melihatku bermain. Dan aku tentu saja tidak akan

mengecewakan mereka. “ Luke kembali menangis terisak-isak.

Sang pelatih sadar bahwa ia telah membuat keputusan yang tepat, dengan mengizinkan Luke bermain sebagai pemain utama hari ini. Sang pelatih yang berkepribadian sekuat baja, tertegun beberapa saat. Ia tidak mampu mengucapkan sepatah katapun untuk menenangkan Luke yang masih menangis. Tiba-tiba, baja itu meleleh. Sang pelatih tidak mampu menahan perasaannya sendiri, air mata mengalir dari kedua matanya, bukan sebagai seorang pelatih, tetapi sebagau seorang anak.

Sang pelatih sangat tergugah dengan cerita Luke, ia sadar bahwa dalam hal ini, ia belajar

Banyak dari Luke. Bahkan seorang anak berusia 7 tahun berusaha melakukan yang terbaik untuk kebahagiaan orang tuanya, walaupun ayah dan ibunya sudah pergi selamanya............Luke baru saja kehilangan seorang Ibu yang begitu mencintainya........

Sang pelatih sadar, bahwa ia beruntung ayah dan ibunya masih ada. Mulai saat itu, ia berusaha melakukan yang terbaik untuk kedua orangtuanya, membahagiakan mereka, membagikan lebih banyak cinta dan kasih untuk mereka.
Dia menyadari bahwa waktu sangat berharga, atau ia akan menyesal seumur hidupnya...............

Hikmah yang dapat kita renungkan dari kisah Luke yang HANYA berusia 7 TAHUN :

Mulai detik ini, lakukanlah yang terbaik utk membahagiakan ayah & ibu kita. Banyak cara yg bisa kita lakukan utk ayah & ibu, dgn mengisi hari-hari mereka dgn kebahagiaan. Sisihkan lebih banyak waktu untuk mereka. Raihlah prestasi & hadapi tantangan seberat apapun, melalui cara-cara yang jujur utk membuat mereka bangga dgn kita. Bukannya melakukan perbuatan2 tak terpuji, yang membuat mereka malu. Kepedulian kita pada mereka adalah salah satu kebahagiaan mereka yang terbesar. Bahkan seorang anak berusia 7 tahun berusaha melakukan yang terbaik untuk membahagiakan ayah dan ibunya. Bagaimana dengan Anda ?

Berapakah usia Anda saat ini ?

Apakah Anda masih memiliki kesempatan tersebut ? Atau kesempatan itu sudah hilang untuk selamanya.........?

Ayah, Ibu, Ketahuilah, Saya Juga Mencintaimu Dengan Segenap Jiwa Ragaku............. "Seseorang tidak hanya berhak tetapi juga punya tugas untuk berbahagia dan sukses"

Tuesday, August 25, 2009

persaudaraan

2 butir padi

Dua bersaudara bekerja bersama-sama di ladang milik
keluarga mereka. Yang seorang telah menikah dan
memiliki sebuah keluarga besar. Yang lainnya masih
lajang. Ketika hari mulai senja, kedua bersaudara itu
membagi sama rata hasil yang mereka peroleh.

Pada suatu hari, saudara yang masih lajang itu berpikir,
"Tidak adil jika kami membagi rata semua hasil yang kami
peroleh. Aku masih lajang dan kebutuhanku hanya
sedikit."
Karena itu, setiap malam ia mengambil sekarung padi dari
lumbung miliknya dan menaruhnya di lumbung milik
saudaranya.

Sementara itu, saudara yang telah menikah itu berpikir
dalam hatinya,
"Tidak adil jika kami membagi rata semua hasil yang kami
peroleh. Aku punya istri dan anak-anak yang akan
merawatku di masa tua nanti, sedangkan saudaraku tidak
memiliki siapa pun dan tidak seorang pun akan peduli
padanya pada masa tuanya."
Karena itu, setiap malam ia pun mengambil sekarung padi
dari lumbung miliknya dan menaruhnya di lumbung milik
saudara satu-satunya itu.

Selama bertahun-tahun kedua bersaudara itu menyimpan
rahasia itu masing-masing, sementara padi mereka
sesungguhnya tidak pernah berkurang, hingga suatu
malam keduanya bertemu, dan barulah saat itu mereka
tahu apa yang telah terjadi. Mereka pun berpelukan.

Jangan biarkan persaudaraan rusak karena harta,
justru pereratlah persaudaraan tanpa memusingkan harta.

Thursday, August 20, 2009

ketekunan

Ketekunan

Sepasang opa dan oma pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik "Lihat cangkir itu," kata si oma kepada suaminya. "Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat," ujar si opa.


Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara "Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang penjunan dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar. Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop ! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata "belum !" lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop ! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras. Stop ! Cukup ! Teriakku lagi.

Tapi orang ini berkata "belum !" Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak. Wanita itu berkata "belum!" Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya ! Tolong ! Hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku. Ia terus membakarku.

Setelah puas "menyiksaku" kini aku dibiarkan dingin. Setelah benar-benar dingin seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.

Saudara, seperti inilah Allah membentuk kita. Pada saat Ia membentuk kita, tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara bagi Allah untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan kemuliaan Allah. Yak 1 : 2 - 4 "Saudara-saudaraKu, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai pencobaan, sebab kamu tahu bahwa UJIAN terhadap IMANMU menghasilkan KETEKUNAN. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya kamu MENJADI SEMPURNA dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun." Apabila anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati, karena Alllah sedang membentuk anda. Bentukan - bentukan ini memang menyakitkan tetapi setelah semua proses itu selesai. Anda akan melihat betapa cantiknya Allah membentuk anda.

Saturday, August 15, 2009

karyawan

Jadi Karyawan

Mengapa perputaran karyawan tinggi walaupun remunerasinya diatas rata-rata?
Uangkah pemicunya?
Atau ada faktor lain yang menentukan kesetiaan mereka?
Akhir tahun lalu, Lesmana, seorang teman lama yang ahli dalam pengembangan
bisnis telekomunikasi mendapatkan tawaran dari sebuah perusahaan
multinasional untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia.
Dia tertarik dan memutuskan untuk bergabung.
Dia telah banyak mendengar tentang pimpinan perusahaan ini, yang sering diberitakan sebagai pemimpin
visionaris dan legendaris. Gaji Lesmana besar, perlengkapan kantornya
mutakhir, teknologinya canggih, kebijakan SDM-nya pro-karyawan,
kantornya megah didaerah segitiga emas, bahkan kantinnya menyajikan makanan
yang lezat dan murah. Dua kali dia dikirim keluar negeri untuk pelatihan.
"Proses pembelajaran saya adalah yang tercepat di sini,"kata Lesmana.
"Sungguh menakjubkan bekerja dengan dukungan teknologi mutakhir seperti di perusahaan ini".

Siapa nyana dua minggu lalu, belum genap tujuh bulan bekerja di perusahaan
itu, dia mengundurkan diri. Lesmana belum mendapatkan tawaran pekerjaan lain, tapi dia tidak sanggup lagi bertahan di sana.
Belakangan,
sejumlah karyawan di divisi yang sama dengannya ikut resigned.
Direktur utama perusahaan itu pun merasa tertekan karena perputaran (turnover)
karyawan sangat tinggi. Cemas memikirkan biaya yang sudah dikeluarkan
perusahaan untuk alokasi dana pelatihan karyawan. Ia juga bingung lantaran tidak tahu
apa gerangan yang terjadi. Mengapa karyawan yang bertalenta bagus ini
mengundurkan diri, padahal gajinya sudah cukup tinggi?
Lesmana resigned karena beberapa alasan. Alasan ini juga yang menyebabkan
sebagian besar karyawan lain yang bertalenta tinggi akhirnya mengundurkan diri.
Beberapa survey membuktikan bahwa jika anda kehilangan karyawan berbakat,
periksalah atasan langsung mereka. Si atasan adalah alasan utama karyawan
tetap bekerja dan berkembang dalam suatu perusahaan. Namun dia jugalah yang menjadi
alasan utama mengapa para karyawan berhenti dari pekerjaannya, membawa pergi
pengetahuan, pengalaman dan klien mereka. Bahkan tidak jarang selanjutnya secara
terang-terangan berkompetisi dengan perusahaan bekas tempatnya bekerja.

"Karyawan meninggalkan manajernya bukan perusahaannya, "
kata para ahli SDM.
Begitu banyak uang yang telah dikeluarkan untuk tetap mempertahankan
karyawan berbakat, baik dengan memberikan gaji lebih tinggi, bonus ekstra
maupun pelatihan mahal. Namun pada akhirnya, perputaran karyawan kebanyakan
disebabkan oleh manajer/pimpinannya ,bukan oleh hal lain.

Jika anda mengalami masalah turnover, maka pertama-tama periksalah
kembali para manajer anda. Apakah mereka biang keladi yang membuat para
karyawan tidak betah? Pada tahap tertentu, karyawan tidak lagi melihat jumlah uang
yang ia dapatkan, tapi lebih kepada bagaimana mereka diperlakukan
dan seberapa besar perusahaan menghargai mereka. Kedua hal ini umumnya tergantung dari sikap para pimpinan
terhadap mereka.
Dan sejauh ini, bekerja dengan atasan yang buruk sering dialami oleh para
karyawan yang bekerja dengan baik. Survey majalah Fortune
beberapa tahun lalu mengungkapkan bahwa 75% karyawan menderita karena berada di
bawah atasan yang menyebalkan.
Dari seluruh penyebab stress ditempat kerja, seorang atasan yang jahat
mungkin adalah hal yang terburuk, yang secara langsung akan mempengaruhi kinerja dan mental para karyawan.
Simak saja kisah yang dikutip langsung dari"medan perang" ini.
Mulya, seorang insinyur, masih bergidik saat membayangkan hari-hari dimana ia
dimaki-maki bos di depan staf lainnya. Atasannya itu sering menghina dengan kata-kata
yang kasar. Waktu menghadapi hal menakutkan itu, Mulya praktis tak punya
nyali untuk menjawab. Ia kembali ke rumah dengan perasaan tidak keruan dan
mulai menjadi kasar seperti sang atasan. Bedanya kekesalan ini dilampiaskan
ke istri dan anak-anaknya, kadang juga ke anjing peliharaannya.
Lambat laun, bukan pekerjaan Mulya saja yang kacau balau, pernikahan dan keluarganya pun hancur berantakan.
Nasib Agus juga setali tiga uang. Menceritakan "penyiksaan"
yang dilakukan oleh bosnya gara-gara ada perbedaan pendapat yang tidak terlalu
penting antara keduanya. Atasan Agus benar-benar menunjukkan rasa tidak suka terhadapnya. Ia tidak lagi diikut-sertakan dalam
pengambilan keputusan.
"Bahkan dia tidak lagi memberikan saya dokumen maupun pekerjaan baru,"
keluh Agus. "Sangat memalukan duduk di depan meja kosong tanpa tahu apapun dan
tidak seorangpun yang membantu saya". Lantaran tidak tahan lagi, lalu Agus mengundurkan diri.
Para ahli SDM mengatakan, dari segala bentuk kekerasan, tindakan memperlakukan karyawan ditempat umum adalah yang terburuk.
Pada awalnya, si karyawan mungkin tidak langsung mengundurkan diri, akan tetapi pikiran itu sudah tertanam.
Jika kejadian terulang lagi, pikiran tersebut akan semakin kuat. Dan akhirnya, pada kejadian yang ketiga, karyawan itu
akan mulai mencari pekerjaan lain. Ketika seseorang tidak bisa membalaskemarahannya,
ia akan melakukan pembalasan "pasif". Biasanya dengan cara memperlambat
pekerjaan, berleha-leha, hanya melakukan pekerjaan yang disuruh
atau
menyembunyikan informasi penting. "Jika anda bekerja untuk orang yang menyebalkan, pada dasarnya anda ingin orang itu mendapat kesulitan.
Jiwa dan pikiran kita tidak menyatu lagi dengan pekerjaan kita," papar Agus.
para manajer bisa menekan bawahan melalui beragam cara.
Misalnya dengan mengontrol bawahan secara berlebihan, curiga, menekan, terlalu kritis, bawel
dan sebagainya. Namun para atasan tersebut tidak sadar bahwa karyawan bukan
merupakan aset tetap, mereka adalah manusia bebas. Jika ini terus berlanjut,
maka seorang karyawan akan mengundurkan diri, walau tampaknya cuma karena masalah sepele saja.
Bukan pukulan ke-100 yang menjatuhkan seseorang, tapi 99 pukulan yang
diterima sebelumnya. Memang benar, karyawan meninggalkan pekerjaannya
karena bermacam alasan untuk kesempatan yang lebih baik atau kondisi yang tidak
memungkinkan lagi. Namun banyak yang semestinya tetap tinggal jika tidak ada satu orang (seperti atasan Lesmana) yang terus-menerus mengatakan,"
Kamu tidak penting, saya bisa dapat lusinan orang yang lebih baik dari kamu!". Kendati tersedia segudang
pekerjaan lain (terlebih dalam keadaan pengangguran tinggi sekarangini),
bayangkanlah sesaat, berapa biaya atas hilangnya seorang karyawan yang
bertalenta tinggi.. Ada biaya yang harus dibayar untuk mencari pengganti,
ada biaya pelatihan bagi pengganti karyawan tersebut. Belum lagi
akibat yang ditimbulkan karena tidak ada orang yang mampu melakukan pekerjaan itu
saat calon pengganti sedang dicari, kehilangan klien dan kontak yang dibawa pergi
karyawan yang hengkang, penurunan moral karyawan lainnya, hilangnya rahasia penjualan dari karyawan tersebut yang seharusnya
diinformasikan ke karyawan lainnya, dan yang terutama turunnya reputasi perusahaan.
Lagi pula, setiap karyawan yang pergi, bagaimanapun juga akan menjadi"duta"
untuk mewartakan hal yang baik maupun yang buruk dari perusahaan itu.
Kita semua tahu suatu perusahaan telekomunikasi besar yang orang-orang ingin
sekali bergabung, atau suatu bank yang hanya sedikit orang ingin menjadi bagiannya. Mantan karyawan kedua perusahaan ini telah keluar
untuk menceritakan kisah pekerjaannya.

"Setiap perusahaan yang berusaha memenangkan persaingan harus
memikirkan cara untuk mengikat jiwa setiap karyawannya, " kata Jack Welch mantan orang
nomor satu di General Electric. Umumnya nilai suatu perusahaan terletak "diantara telinga" para karyawannya.
Karyawan juga manusia, punya mata, punya hati...

Monday, August 10, 2009

anekdot

Doa Si Matre

Uang tunai kami yg ada di dlm plastik,
Dimuliakanlah arloji Cartier-mu,
Datanglah tas Prada-mu,
Jadilah Christian Dior dan Giorgio Armani-mu,
Berilah kami setiap hari Visa Platinum,
Dan, ampunilah segala keberlebihan kami seperti kamipun mengampuni yg
menolak Mastercard kami,
Jangan keluarkan kami dari kemewahan tetapi bebaskan kami dari segala
kekurangan,
Demi Chanel nomor 5 dan Eternity,
Amex.

Wednesday, August 5, 2009

bertenu Tuhan

Bertemu dengan Tuhan

Beberapa hari yang lampau saya harus bertemu dengan seorang pejabat tinggi di salah satu hotel bintang lima di pusat kota Amsterdam, maka dari itu saya harus melewati daerah kumuh tempat para gelandangan dan pecandu disitu.

Tiba-tiba saya mendengar panggilan "Selamat pagi Tuan!", saya menoleh kebelakang dan saya melihat seorang pengemis tua dengan wajah yang kotor, dekil dan bau alkohol rupanya ia sudah ber-minggu2 tidak mandi. Pakaiannya pun bau dan kotornya sudah tak terlukiskan lagi. Pengemis ini sedang memegang cangkir besar yang berisikan kopi panas. Ia menawarkan kepada saya "Maukah Bapak minum seteguk dari air kopi saya?"

Dalam hati saya jangankan minum dari cangkirnya dekat dengan diapun rasanya sudah muak dan jijik, apalagi kalau melihat kumis dan jangutnya yang masih penuh dengan sisa2 makanan dari kemarin. Disamping itu kalau saya minum dari cangkir bekas dia, jangan2 nanti saya akan ketularan penyakit AIDS?

Logika dan otak saya melarang saya untuk menerima tawaran tsb, tetapi hati nurani saya menganjurkannya: "Percuma lho ke gereja tiap minggu, kalau lho masih mempunyai pikiran dan praduga buruk terhadap orang lain!" Akhirnya saya datang ke pak tua itu dan minum seteguk kopinya, tetapi logika dan pikiran saya berjalan terus. "Apa sih maksud si pak tua ini, menawarkan kopinya kepada saya, jangan2 ia mau minta duit!"

Tetapi saya sudah siap dan ikhlas untuk memberikan uang kepadanya sebagai imbalan dari kopi tsb. Walaupun demikian saya ingin menanyakannya terlebih dahulu: "Kenapa Bapak menawarkan kopi kepada saya?" - "Saya ingin Anda bisa turut menikmatinya, bagaimana enaknya kopi di pagi hari apalagi pada saat dingin seperti sekarang ini." Ketika saya mendengar jawaban tsb saya merasa malu dengan praduga saya terhadap dia. kenyataannya harus belajar dari seorang pemabuk dari seorang gelandangan yang tidak berpendidikan. Walaupun demikian logika saya masih belum mau menyerah, saya masih tetap tidak percaya: - masa sih si pak tua ini tidak ada maunya,
- masa sih si pak tua ini tidak ingin mendapatkan sesuatu imbal balik dari saya,
- masa sih ia mau memberikan seuatu dengan tanpa pamrih,
- apalagi pada saat ini ia lagi membutuhkannya
- pasti ia akan minta uang!

Berdasarkan pemikiran d iatas, akhirnya saya menanyakannya sekali lagi kepada dia "Adakah sesuatu yang bisa saya bantu untuk anda?"
- Pengemis itu menjawab: "Ada!"
- wah betapa senangnya saya ketika mendengar jawaban tsb, sebab dengan demikian saya bisa membuktikan analisa saya yang jitu!
"Apakah anda membutuhkan sesuatu?"
- "Tidak!" jawabnya, "saya hanya ingin dipeluk saja oleh Anda, karena saya sudah tidak mempunyai kawan maupun sanak keluarga lagi." jawab pengemis tsb.

Saya kaget mendengar jawaban yang tak diduga tsb, pertama karena analisa dan praduga saya tidak benar, tetapi lebih daripada itu, bagaimana mungkin saya bisa memeluk seorang gelandangan yang sudah ber-bulan2 tidak mandi sehingga pakaiannya kotor dan bau sekali, apalagi sebentar lagi saya harus bertemu dengan seorang pejabat tinggi, jangan2 pakaian saya akan menjadi bau dan kotor juga. Bahkan "Jangan-jangan bisnis saya bisa gagal nanti!", karena pejabat tinggi itu mungkin akan merasa diremehkan oleh saya, kalau saya datang menemuinya dengan pakaian kotor dan bau!

Tetapi entah kenapa, tanpa saya bisa dan mau berfikir lebih lanjut, saya langsung memeluk pak tua pengemis tsb dengan erat, seperti saya memeluk putera saya sendiri. Tanpa saya sadari kejadian tsb disaksikan oleh banyak orang disekitarnya, yang merasa aneh dan janggal melihat seorang yang berpakaian lengkap dengan dasi dan jas mau memeluk seorang pengemis tua, yang kotor dan bau, seperti pada saat pertemuan dari dua orang kawan akrab yang telah bertahun-tahun tidak saling berjumpa.

Pada saat saya sedang memeluk pak tua tsb, se-akan2 terdengar suara sayup-sayup yang sangat lembut: "Ketahuilah: waktu kalian melakukan hal itu, sekalipun kepada salah seorang dari saudara-saudara-Ku yang terhina, berarti kalian melakukannya kepada-Ku!" Saya merasa se-akan2 saya telah bertemu dan memeluk Tuhan Yesus pada saat tsb.

Saya telah diundang minum kopi oleh seorang pengemis, tetapi kebalikannya apakah saya bisa dan saya mau mengundang seorang pengemis untuk minum dan makan bersama dengan saya dan keluarga saya? Kita lebih mudah dan lebih ikhlas memberikan uang kepada seorang pengemis daripada mengundang dia untuk turut makan atau minum bersama dengan kita. Apakah Anda pernah mengundang seorang pengemis untuk makan atau minum dirumah Anda?

Berdasarkan pengalaman tsb saya baru sadar bahwa kalau kita mau mencari Tuhan carilah dengan "Kasih", jangan dengan pikiran logika, karena kekuatan dan kuasa kasih ada jauh lebih besar dan lebih kuat dari segala macam logika yang ada di dunia ini. Kalau orang minta bantuan kepada kita gantilah pikiran logika dengan perasaan kasih, karena Tuhan juga mengasihi kita tanpa menggunakan logika.

Bunuhlah perasaan praduga yang ada di dalam diri kita dan hapuslah perkataan "Jangan-jangan" yang ada di dalam kamus kehidupan kita! Ibu saya tidak bisa menulis dan membaca. Ia membesarkan kami anak2nya hanya dengan penuh rasa kasih sayang tanpa segala macam theori physiologi pendidikan, tetapi saya masih bisa merasakan hasilnya sampai dengan detik ini, walaupun setengah abad telah lewat.

When Jesus said, "If you love Me, keep My commandments" (Jn. 14:15), He was giving us the supreme test of our devotion to Him.

Do we pass the test?

Thursday, July 30, 2009

meninggal

Sebuah kursi kosong

Seorang gadis mengundang pastor Paroki untuk datang ke rumahnya mendoakan ayahnya yang sedang sakit. Pada waktu pastor datang, ia mendapati seorang bapak tua yang sedang berbaring lemah di tempat tidur, dan sebuah kursi kosong di depannya.


“Tentu anda telah menanti saya”, kata si Pastor.

“Tidak, siapakah anda?”, tanya bapak itu.

Pastorpun memperkenalkan diri dan berkata, “Saya melihat kursi kosong ini, saya kira Bapak sudah tahu kalau saya akan datang.”

“Oo, kursi itu,” kata si Bapak, “Maukah anda menutup pintu kamar itu?”

Sambil bertanya-tanya dalam hati, Pastorpun menutup pintu kamar.

“Saya mempunyai sebuah rahasia, tidak ada seorangpun yang mengetahuinya, bahkan putri tunggal sayapun tidak tahu,” kata si Bapak. “Seumur hidupku saya tidak pernah tahu bagaimana caranya berdoa. Di gereja saya pernah mendengarkan kotbah Pastor tentang bagaimana caranya berdoa, tapi semuanya itu berlalu begitu saja dari kepala saya.”

“Semua cara sudah saya coba, tapi selalu gagal,” lanjut si Bapak, “Sampai pada suatu hari, tepatnya 4 tahun yang lalu, seorang sahabat karib saya mengajari suatu cara yang amat sederhana untuk dapat bercakap-cakap dengan Yesus.”

“Dia mengajari saya begini : duduklah di kursi, letakkan sebuah kursi kosong di depanmu, lalu bayangkan Yesus duduk di atas kursi tersebut. Ini bukan hantuNya lho, karena Ia telah berjanji “akan senantiasa besertamu”, kemudian berbicaralah biasa seperti halnya kamu sedang bercakap-cakap dengan saya saat ini.”

“Sayapun mencoba cara yang diberikan teman saya itu, dan sayapun dapat menikmatinya. Setiap hari saya melakukannya sampai beberapa jam. Semuanya itu saya lakukan secara sembunyi-sembunyi, agar putri saya tidak menganggap saya gila kalau melihat saya bercakap-cakap dengan kursi kosong.”

Si Pastor sangat tersentuh akan cerita Bapak itu, dan memberi dorongan agar si Bapak tetap melanjutkan kebiasaan berdoa tersebut. Setelah berdoa bersama, dan memberinya Sakramen Perminyakan, Pastorpun pulang. Dua hari kemudian, si gadis memberitahu Pastor kalau ayahnya telah meninggal tadi siang.

“Apakah ia meninggal dengan damai?” tanya si Pastor.

“Ya, waktu saya pamit untuk membeli beberapa keperluan ke toko siang itu, ayah memanggil saya dan mengatakan bahwa ia sangat mencintai saya, lalu mencium kedua pipi saya. Satu jam kemudian, pada waktu saya pulang dari berbelanja, saya mendapati ayah sudah meninggal.”

“Tapi ada suatu kejadian yang aneh waktu ayah meninggal. Ia meninggal dalam posisi duduk di atas tempat tidur dengan kepala tersandar pada kursi kosong yang ada di sebelah tempat tidur.

Bagaimana pendapat Pastor?”

Sambil mengusap air matanya, Pastorpun berkata, “Saya berharap kita semua kelak dapat meninggal dengan cara itu.”

Wednesday, July 29, 2009

doa

Doa Keluarga

Maria adalah ibu dari dua orang anak. Anak pertamanya perempuan dan

sudah duduk di kelas IV SD. Anak keduanya laki-laki dan masih duduk di
kelas II SD. Malam itu Maria sedang mempersiapkan diri untuk berdoa
malam. Dia meletakan patung Maria Medali Wasiat yang sudah bocel-bocel
kecil dibeberapa tempat, di sebuah meja kecil di sudut ruang. Itulah
satu-satunya meja yang dimilikinya. Dua buah lilin kecil dinyalakan di
kiri kanan patung itu. Maria melihat Yo anaknya yang paling kecil masih
tiduran di lantai. Rumah Maria jika bisa disebut rumah, hanyalah sebuah
kamar berukuran 4 X 5. Ruangan itu sesak dengan lemari pakaian, tempat
peralatan makan dan masak, tempat buku dan meja kecil. Maka tidak ada
tempat tidur. Maria dan kedua anaknya tidur di lantai yang beralaskan
plastik tebal.

“Yo ayo kita doa,” ajak Maria. Yo tidak menjawab. Dia masih
tenggelam dalam khayalannya mengendarai mobil. Di tangannya ada sebuah
mobil plastik usang yang digerak-gerakan. Eli kakak Yo sudah mengambil
sikap doa di depan patung Maria. Maria mengambil mobil mainan dan
dengan paksa mengajak Yo untuk berlutut di depan patung Maria.

“Aku nggak mau berdoa,” kata Yo. Eli memandang jengkel pada Yo.

“Dengan berdoa kamu bisa minta apa saja yang kamu inginkan dan
Bunda Maria akan memberikan apa yang kamu inginkan.” Eli mencoba
menjelaskan pentingnya doa bagi Yo.

“Bunda Maria tidak punya apa-apa.” Jawab Yo. “Lihat aja tanganya
sudah dibuka semuanya. Satu-satunya apel yang dimilikinya juga sudah
jatuh dimakan ular.” Yo menunjuk pada patung Maria Medali Wasiat. Dalam
patung itu memang posisi Maria berdiri dengan tangan terbuka. Sedangkan
kakinya menginjak ular yang sedang memakan sebuah apel.

“Maria memang tidak mempunyai apa-apa Yo,” kata Maria menjelaskan.
“Dia hanya membantu doa kita. Kalau Yo berdoa, maka Maria juga akan
berdoa bersama Yo. Kita berdoa bersama Bunda Maria agar permohonan kita
semakin didengarkan Allah, sebab Allah lah yang mempunyai segala
sesuatu di dunia.” Maria memandang Yo sejenak. “Sekarang ayo kita
berdoa. Nanti Eli yang pertama mengatakan permohonan setelah itu kamu
Yo”

Mereka berdoa 10 Salam Maria dan Bapa Kami. Lalu Eli menyatakan
permohonannya agar dia bisa menjanlankan ulangannya besok dengan
berhasil. Setelah Eli selesai, Yo masih diam saja. Sambil berbisik
Maria mengatakan agar Yo menyatakan permohonannya. Dengan terpaksa Yo
berdoa.

“Bunda Maria, sudah lama bapak tidak pulang. Kalau dia pulang
sering kali mabuk dan marah-marah. Aku dan Mbak Eli sering dipukul. Aku
minta agar bapak tidak lagi suka mabuk dan marah-marah pada ibu, tidak
memukul aku dan Mbak Eli lagi. Aku sayang bapak tapi mengapa bapak
tidak sayang padaku? Amin” tanpa terasa air mata mengalir di pipi
Maria.

Sudah lama suami Maria terkena PHK. Dia sudah berusaha melamar
kerja dimana-mana namun sampai sekarang tidak ada panggilan. Seolah
semua jalan menjadi buntu. Dia juga sudah berusaha mencoba untuk jualan
dan usaha lain, tapi gagal dan terbentur tidak ada modal. Dalam
kefrustasian akan hidup, dia menjadi suka mabuk. Dia menjual apa saja
untuk membeli minuman keras dan mabuk bersama beberapa orang
pengangguran lain. Dia memaksa Maria untuk memberinya uang. Padahal
Maria harus bekerja keras sebagai tukang cuci pakaian beberapa tetangga
dan masih berjualan kue di pasar. Kue itu dia buat sendiri, sehingga
sejak dini hari sampai larut malam Maria bekerja keras. Namun uang
hasil kerja itu sering diminta paksa oleh suaminya untuk membeli
minuman. Jika tidak diberi, maka dia akan marah. Salah satu sasaran
kemarahan adalah dengan memukul atau mencaci maki kedua anaknya. Jika
sudah demikian, maka Maria akan berusaha memberi uang agar suaminya itu
segera pergi dari rumah.

Maria tidak tahan melihat penderitaan anak-anaknya, namun dia tidak
kuasa untuk mengubah hidupnya. Dia tidak tahu harus bagaimana lagi
caranya agar semua ini berubah. Dia sudah bekerja keras dari pagi
sampai dini hari lagi. Tapi penghasilan masih kurang saja. Selain itu
ronrongan suaminya dan sikap kasarnya pada anak-anak membuatnya semakin
tertekan. Maka satu-satunya jalan dia memasrahkan semua beban hidupnya
pada Tuhan. Dia yakin bahwa Tuhan tidak akan membiarkannya sendirian
dalam menghadapi semua penderitaannya ini. Dia ingat kotbah seorang
imam, bahwa Yesus datang pada para murid ketika mereka sedang dalam
badai. Maria membayangkan dirinya dalam badai yang sangat menakutkan.
Dia berharap Tuhan datang untuk menenangkan badai itu. Dia berharap
tangan Tuhan berkarya dalam hidupnya.

Permohonan dari Yo membuat Maria tidak kuasa menahan air matanya.
Dia melihat anak dengan berlinang air mata. Yo yang masih membutuhkan
belai kasih ayahnya, namun sebaliknya dia sering mendapatkan pukulan
dan caci maki. Bukan kesalahan Yo, tapi kesalahan suaminya. Kesalahan
suaminya yang tidak tahan menghadapi kehidupan yang sangat pahit ini.
Yo masih terdiam dengan mata terpejam. Dia berharap Bunda Maria akan
berdoa bersama dengannya. Keadaan sunyi. Semuanya terdiam dalam doanya
masing-masing. Tiba-tiba pintu terbuka, seorang lelaki kumal terdiam di
muka pintu. Pakainnya kotor dan wajahnya kuyu. Mulutnya bau minuman
keras tanda habis minum minuman keras. Dia berdiri sambil berpegangan
tiang pintu. Dia kelihatan mabuk keras. Maria dan kedua anaknya menjadi
takut. Kehadiran suaminya hanya menebarkan rasa takut yang mencekam.
Sejenak mereka hanya saling memandang. Dengan terhuyung lelaki itu
berjalan ke arah Yo yang sudah ketakutan sekali.

Tiba-tiba lelaki itu berteriak keras dan menangis. Dipeluknya Yo
dan Eli sambil menangis keras. Dia tidak peduli suaranya akan didengar
oleh banyak orang. Dia tidak malu akan semuanya itu. Saat itu dia tidak
bisa berkata apa-apa selain menangis. Dia ingin melepaskan beban
kepedihan dalam hatinya. Yo dan Eli juga ikut menangis, meski mereka
tidak tahu persis mengapa menangis. Mereka hanya terbawa oleh ayahnya
saja.

Sebetulnya ayah mereka sudah agak lama di muka pintu. Dia hanya
bersandar di dinding rumah, sebab tidak mampu lagi membawa tubuhnya
masuk rumah akibat mabuk berat. Setengah sadar dia mendengar percakapan
istrinya dengan anak-anaknya. Hatinya menjadi hancur ketika
mendengarkan doa Yo. Hatinya merasa seperti ditusuk pedang yang tajam.
Perih sekali. Dia malu pada dirinya sendiri. Dia sadar bahwa selama ini
dia telah menyepelekan cinta anak-anaknya dan membalas cinta istrinya
dengan kekasaran dan caci maki. Dia telah salah memperlakukan anak dan
istrinya. Doa Yo seperti pedang yang menghancurkan dirinya dan
membuatnya sadar bahwa dia telah meninggalkan dan menyiksa mereka
selama ini.

Kesuksesan

Sebuah Renungan tentang KESUKSESAN

Sukses itu sederhana,
Sukses tidak ada hubungan dengan menjadi kaya raya,
Sukses itu tidak serumit/serahasia seperti kata Kiyosaki/Tung Desem Waringin/The Secret,
Sukses itu tidak perlu dikejar,
SUKSES adalah ANDA!
Karena kesuksesan terbesar ada pada diri Anda sendiri...

Bagaimana Anda tercipta dari pertarungan jutaan sperma untuk membuahi 1 ovum, itu adalah sukses pertama Anda!

Bagaimana Anda bisa lahir dengan anggota tubuh sempurna tanpa cacat, itulah kesuksesan Anda kedua...

Ketika Anda ke sekolah bahkan bisa menikmati studi S1, di saat tiap menit ada 10 siswa drop out karena tidak mampu bayar SPP, itulah sukses Anda ketiga...

Ketika Anda bisa bekerja di perusahaan bilangan segitiga emas, di saat 46 juta orang menjadi pengangguran, itulah kesuksesan Anda keempat...

Ketika Anda masih bisa makan tiga kali sehari, di saat ada 3 juta orang mati kelaparan setiap bulannya itulah kesuksesan Anda yang kelima...

Sukses terjadi setiap hari,
Namun Anda tidak pernah menyadarinya. ..

Saya sangat tersentuh ketika menonton film Click! yang dibintangi Adam Sandler, "Family comes first", begitu kata2 terakhir kepada anaknya sebelum dia meninggal...

Saking sibuknya Si Adam Sandler ini mengejar kesuksesan, ia sampai tidak sempat meluangkan waktu untuk anak & istrinya, bahkan tidak sempat menghadiri hari pemakaman ayahnya sendiri, keluarga nya pun berantakan, istrinya yang cantik menceraikannya, anaknya jadi ngga kenal siapa ayahnya...

Sukses selalu dibiaskan oleh penulis buku laris supaya bukunya bisa terus2an jadi best seller
dengan membuat sukses menjadi hal yg rumit dan sukar didapatkan.. .

Sukses tidak melulu soal harta,rumah mewah,mobil sport,jam Rolex,pensiun muda,menjadi pengusaha,punya kolam renang/helikopter, punya istri cantik seperti Donald Trump,&resort mewah di Karibia...

Sukses sejati adalah hidup dengan penuh syukur atas segala rahmat Tuhan, sukses yang sejati adalah menikmati & bersyukur atas setiap detik kehidupan Anda, pada saat Anda gembira, Anda gembira sepenuhnya, sedangkan pada saat Anda sedih, Anda sedih sepenuhnya,
setelah itu Anda sudah harus bersiap lagi menghadapi episode baru lagi.

Sukses sejati adalah hidup benar di jalan Allah, hidup baik, tidak menipu, apalagi scam, saleh & selalu rendah hati, Sukses itu tidak lagi menginginkan kekayaan ketimbang kemiskinan, tidak lagi menginginkan kesembuhan ketimbang sakit,

Sukses sejati adalah bisa menerima sepenuhnya kelebihan,keadaan, dan
kekurangan Anda apa adanya dengan penuh syukur.

Pernahkah Anda menyadari?
Anda sebenarnya tidak membeli suatu barang dengan uang
Uang hanyalah alat tukar,
Anda sebenarnya membeli rumah dari waktu Anda.
Ya, Anda mungkin harus kerja siang malam utk bayar KPR selama 15 tahun atau beli mobil/motor kredit selama 3 tahun.
Itu semua sebenarnya Anda dapatkan dari membarter waktu Anda,
Anda menjual waktu Anda dari pagi hingga malam kepada penawar tertinggi untuk mendapatkan uang supaya bisa beli makanan, pulsa telepon dll...

Aset terbesar Anda bukanlah rumah/mobil Anda, tapi diri Anda sendiri,
Itu sebabnya mengapa orang pintar bisa digaji puluhan kali lipat dari orang bodoh...
Semakin berharga diri Anda, semakin mahal orang mau membeli waktu Anda...

Itu sebabnya kenapa harga 2 jam-nya Kiyosaki bicara ngalor ngidul di seminar bisa dibayar 200 juta atau harga 2 jam seminar Pak Tung bisa mencapai 100 juta!!!

Itu sebabnya kenapa Nike berani membayar Tiger Woods & Michael Jordan sebesar 200 juta dollar, hanya untuk memakai produk Nike.
Suatu produk bermerk menjadi mahal/berharga bukan karena merk-nya, tapi karena produk tsb dipakai oleh siapa....

Itu sebabnya bola basket bekas dipakai Michael Jordan diperebutkan, bisa terjual 80 juta dollar,
sedangkan bola basket bekas dengan merk sama, bila kita jual harganya justru malah turun...

Hidup ini kok lucu, kita seperti mengejar fatamorgana, bila dilihat dari jauh, mungkin kita melihat air/emas di kejauhan, namun ketika kita kejar dng segenap tenaga kita & akhirnya kita sampai, yang kita lihat yah cuman pantulan sinar matahari/corn flakes saja
oh...ternyata. ..

Lucu bila setelah Anda membaca tulisan di atas
Namun Anda masih mengejar fatamorgana tsb, ketimbang menghabiskan waktu Anda yg sangat berharga bersama dengan orangtua yg begitu mencintai Anda, memeluk hangat istri/kekasih Anda, mengatakan "I love you" kepada orang - orang yang anda cintai: orang tua, istri, anak, sahabat2 Anda.

Lakukanlah ini selagi Anda masih punya waktu, selagi Anda masih sempat, Anda tidak pernah tahu kapan Anda akan meninggal, mungkin besok pagi, mungkin nanti malam,

LIFE is so SHORT.

Luangkan lebih banyak waktu untuk melakukan hobi Anda, entah itu bermain bola, memancing, menonton bioskop, minum kopi, makan makanan favorit Anda,berkebun, bermain catur, atau berkaraoke.. .

Enjoy Ur Life, LIFE is so SHORT my dear friend....

Friday, June 19, 2009

tulisan untuk ibu

Ibu…

Ini adalah tulisan yang sangat indah.
Bacalah dengan lambat, cernalah setiap kata dan nikmati lah
Jangan tergesa. Ini adalah harta karun
Bagi yang beruntung masih mempunyai ibu, ini indah
Bagi yang sudah tidak punya, ini lebih indah lagi
Bagi para ibu, kamu akan mencintainya


Sang ibu muda, melangkahkan kakinya di jalan kehidupan.
Apakah jalannya jauh? tanyanya.
Pemandunya menjawab: Ya, dan jalannya
berat.
Kamu akan jadi tua sebelum mencapai akhir perjalanan ini...
Tapi akhirnya lebih bagus dari pada awalnya.

Tetapi ibu muda itu sedang bahagia. Ia tidak percaya bahwa akan ada yang lebih baik
Dari pada tahun-tahun
ini.

Karena itu dia main dengan anak-anaknya, mengumpulkan bunga-bunga untuk mereka
Sepanjang jalan dan memandikan mereka di aliran sungai yang jernih.
Mata hari bersinar atas mereka. Dan ibu muda itu berseru:
Tak ada yang bisa lebih indah daripada ini.

Lalu
malam tiba bersama badai.
Jalannya gelap, anak-anak gemetar ketakutan dan ketakutan.
Ibu itu memeluk mereka dan menyelimuti mereka dengan mantelnya.
Anak-anak itu berkata: Ibu, kami tidak takut, karena ibu ada dekat.
Tak ada yang dapat menyakiti kami.

Dan fajar menjelang. Ada bukit menjulang di depan mereka. Anak-anak memanjat dan
menjadi lelah. Ibunya juga lelah. Tetapi ia terus berkata kepada anak-anaknya:
Sabar sedikit lagi, kita hampir sampai. Demikianlah anak-anak itu memanjat terus.
Saat sampai di puncak, mereka berkata: Ibu, kami tak mungkin melakukannya tanpa ibu.



Dan sang ibu, saat ia berbaring malam hari dan menatap bintang-bintang, berkata:
Hari ini lebih baik dari pada yang lalu. Karena anak-anakku sudah belajar daya tahan
Menghadapi beban hidup. Kemarin malam aku memberi mereka keberanian. Hari ini saya
Memberi mereka kekuatan.



Keesokan harinya, ada awan aneh yang menggelapkan bumi.
Awan perang, kebencian dan kejahatan.
Anak-anak itu meraba-raba dan tersandung-sandung dalam gelap.
Ibunya berkata: Lihat keatas. Arahkan matamu kepada sinar.
Anak-anak menengadah dan melihat diatas awan-awan ada kemuliaan abadi
Yang menuntun mereka melalui kegelapan.
Dan malam harinya ibu itu berkata: Ini hari yang terbaik.
Karena saya sudah memperlihatkan Allah kepada anak-anakku.


Hari berganti minggu, bulan, dan tahun.
Ibu itu menjadi tua, dia kecil dan bungkuk.
Tetapi anak-anaknya tinggi dan kuat dan berjalan dengan gagah berani.
Saat jalannya sulit, mereka membopongnya; karena ia seringan bulu.
Akhirnya mereka sampai ke sebuah bukit. Dan di kejauhan mereka melihat
Sebuah jalan yang bersinar dan pintu gerbang emas terbuka lebar.
Ibu berkata: Saya sudah sampai pada akhir perjalananku.
Dan sekarang saya tahu, akhir ini lebih baik dari pada awalnya.
Karena anak-anakku dapat berjalan sendiri dan
anak-anak mereka ada di belakang mereka.


Dan anak-anaknya menjawab: Ibu selalu akan berjalan bersama kami...
Meski ibu sudah pergi melewati pintu gerbang itu.
Mereka berdiri, melihat ibu mereka berjalan sendiri...
dan pintu gerbang itu menutup sesudah ia lewat.
Dan mereka berkata: Kita tak dapat melihat ibu lagi.
Tetapi dia masih bersama kita.
Ibu seperti ibu kita, lebih dari sekedar kenangan.
Ia senantiasa hadir dan hidup.

Ibumu selalu bersamamu….
Ia adalah bisikan
daun saat kau berjalan di jalan
Ia adalah bau pengharum di kaus kakimu yang baru dicuci
Dialah tangan sejuk di keningmu saat engkau sakit.
Ibumu hidup dalam tawa candamu.
Ia terkristal dalam tiap tetes air mata.
Dia lah tempat engkau datang, dia rumah pertamamu.
Dia adalah peta yang kau ikuti pada tiap langkahmu
Ia adalah cinta pertama dan patah hati pertamamu.
Tak ada di dunia yang dapat memisahkan kalian.
Tidak waktu, ruang, bahkan tidak juga kematian!

Teruskan pada semua ibu dan anak-anak yang kau kenal.
Semoga kita tidak pernah mengandaikan begitu saja ibu kita…
Teruskan juga pada para laki-laki…. Karena mereka juga punya ibu..

hidup bukan untuk mencari kebahagiaan

Kita hidup bukan untuk mencari kebahagiaan

Kita hidup bukan untuk mencari kebahagiaan, tapi untuk membuat orang

bahagia. Membuat orang lain bahagia itu diminta kesediaan untuk
mendengarkan, memahami, merasakan, dan mengakui dirinya sebagai pribadi
yang bernilai dan berarti bagi hidupmu!

Hidup tidak untuk mencari kenyamanan, melainkan jadikanlah kehadiranmu
itu membuat orang lain nyaman! Orang merasa nyaman bukan karena diberi
uang saja tetapi karena ia merasa tidak dihakimi dan dinilai menurut
kacamata kita. Ia nyaman karena ia diberi kesempatan untuk meminjam
telingamu agar curahan hatinya terungkapkan pada dirimu!

Hidup tidak untuk mencari kepastian, melainkan berikanlah selalu
kepastian saat orang membutuhkan pelayananmu. Orang yang membutuhkan
pelayanan itu biasanya bingung dan gelisah, karena ia berada dalam
situasi krisis. Karena itu janganlah ragu ragu untuk bertanya, "apakah
yang bisa kubantu agar engkau bisa lega lagi?"

Hidup tidak untuk mencari sekedar kehangatan yang menghibur pada saat
kesepian. Namun jadikanlah dirimu orang yang hangat dengan lebih suka
menyapa orang lain daripada disapa, juga kalau orang yang engkau sapa
adalah orang orang yang paling tidak menyenangkan sekalipun!

Hidup itu tidak usah kembali ke masa lalu, dan ingin mengulang kisah
kasih yang pernah terajut di masa lalu, namun hidup itu kenangan akan
cinta Tuhan, agar kita tidak ragu ragu menatap dan melangkah di masa
depan meski ada banyak ketidakpastian.

Hidup itu tidak usah mencari kekayaan sebanyak mungkin, melainkan
jadikanlah orang lain menjadi sejahtera, dan engkau sungguh menjadi
orang yang hidupnya "kaya"!

Hidup itu tidak usah mencari pujian, penghormatan, penghargaan, atau
ucapan terima kasih sekalipun. Akan tetapi janganlah engkau lupa
menghargai jerih payah orang yang bekerja demi kepentinganmu, juga
kalau pekerjaan mereka sangat sepele sekalipun.

Hidup itu tidak usah menyelesaikan masalah sampai tuntas, karena
masalah itu ibarat kita masuk sebuah pintu rumah, tetapi kita akan
mendapatkan 3 pintu yang mesti kita buka lagi. Karena itu masalah
adalah tanda tanda yang jelas yang menunjukkan titik tolak kita untuk
menemukan peluang berkembang.

Hidup itu tidak usah kuatir akan ketidakpastian masa depanmu, tetapi
lihat dan rasakanlah dalam ketidakpastian engkau diberi kesempatan
untuk "puji-syukur" kepada Tuhan, yakni mengakui keterbatasanmu sebagai
manusia yang tidak mampu menguasai hidupmu sendiri, di sisi lain
ditantang untuk mengakui betapa Allah itu mau hadir dan terlibat dalam
diri kita. Soalnya apakah kita mau mengundang Allah terlibat?

Hidup beriman itu tidak bertujuan mencari kepuasan dan kenikmatan
rohani, seperti orang mendaki puncak gunung, janganlah memetik bunga
sekuntum pun sebelum engkau sampai di puncak. Demikianlah juga,
janganlah mencari kepuasan rohani, yang sebenarnya bukan iman itu
sendiri, melainkan carilah Allah, dengan mencintai-Nya dan mencintai
sesama, sehingga sampailah kita suatu saat nanti "bersatu" dengan Allah.

Friday, June 12, 2009

rasa tidak cukup

Fenomena Impostor (Rasa Tidak Cukup) --- Mencuri Kebahagiaanmu

Kamu sering merasa tidak cukup baik, tidak cukup cantik, tidak cukup layak – dan kamu tidak secantik, tidak sepintar atau tidak seberbakat dia? Kamu juga merasa harga dirimu sangat bergantung kepada apa yang dilihat orang di dalam dirimu dan apa yang mereka katakan tentang dirimu, sehingga kamu begitu menjaga penampilan dan keadaan dirimu yang sebenarnya dari orang lain? Kamu juga takut orang lain tahu di balik pencapaian karirmu, sebenarnya kamu tidak sepintar yang mereka kira dan kamu tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup? Ketika berhadapan dengan suatu tugas atau project, kamu merasa tertekan dan menjadi perfeksionis?

Bila hal ini terjadi pada dirimu, engkau mengalami apa yang disebut fenomena impostor, yang ditemukan oleh psikolog Pauline Clance dan Suzanne Imes di tahun 1978. Hal ini terjadi kepada pribadi yang mengalami keraguan pada diri sendiri dan tidak dapat menginternalisasi pencapaian yang telah diperolehnya dan tidak dapat melihat dirinya berbakat dan memiliki kemampuan. Mereka tidak dapat melihat dan menghitung semua keberhasilan itu untuk disyukuri. Selalu saja ada yang kurang pada dirinya.

Pengalaman pribadi dan pengalaman orang lain telah menyingkapkan kepada saya fenomena impostor ini. Saya mengalami fenomena ini bertahun-tahun oleh karena dampak kekerasan dalam rumah tangga yang saya alami. Wanita lain mengalaminya sebagai dampak dari peristiwa yang mereka alami di awal tahun kehidupan mereka. Pribadi ini mengalami rasa tidak cukup dan merasa tidak layak atas pencapaian yang telah ia peroleh. Ia merasa tidak berharga atau malu hati. Ia tidak dapat menikmati keberhasilannya dan bermegah karena telah turut ambil bagian dalam sebuah kesuksesan. Karena ia tidak percaya ia telah ambil bagian atas kesuksesan itu.

Karena perfeksionis, setiap kekurangan kecil akan membuatnya merasa gagal; bahkan kritikan membangun pun akan menariknya ke lembah putus asa bahkan semakin menekan ketakutannya akan ketidak-sempurnaan. Sesuatu yang kurang dari sempurna tidak akan pernah cukup baginya. Fenomena impostor pernah menguasai hidup saya di area gaya kerja (work style). Menjadi perfeksionisme, terutama di area pandangan orang terhadap keprofesionalan gaya kerja (professional image). Image ini juga ditekankan oleh perusahaan di tempat saya bekerja maupun tuntutan berbagai media yang berhubungan dengan profesi saya. Sehingga fokus membangun image berada di atas hubungan kerja, keharmonisan situasi, kualitas proses kerja, kualitas hasil bahkan integritas panggilan (life purpose).

Setelah mencari tahu siapa saya dan mengalami self-discovery journey serta memperoleh pemulihan self-esteem (harga diri) dan self-image (gambar diri), saya mengerti siapa diri saya, apa yang saya miliki dan apa yang telah dan dapat saya lakukan. Saya juga mengerti bahwa image terpancar secara otomatis dari gaya kerja ekselen, yang juga secara otomatis akan terbangun dari proses kerja, kualitas dan menghidupi panggilan yang murni (clear purpose). Sehingga image tidak perlu dibangun dan dipertahankan, sebab image akan terbangun dengan sendirinya, mengikuti keberhasilan yang ekselen.

Sahabat, ijinkan saya mengingatkan bahwa kamu adalah pribadi yang dirancang dan diciptakan dengan cinta (handmade with love) oleh Seorang Pribadi yang mengasihimu, mendambakanmu dan memberi hidup yang terbaik bagimu. Sebelum Dia membentukmu di kandungan ibumu, Dia mengimajinasikan gambaran dirimu. Seperti seorang designer yang hatinya berdebar-debar ketika memperoleh inspirasi baru, demikianlah Dia merancang bentuk gambarmu dengan dorongan hati yang bergairah, bersemangat, penuh cinta dan penuh pengharapan akan melihat engkau cantik, menggemaskan dan menarik hatiNya. Mengerahkan segenap keahlianNya, membentuk engkau sempurna, berharga dan mulia. Demikianlah engkau dilahirkan, memiliki kepribadian sama persis seperti Penciptamu; berbakat, bergairah, bersemangat, penuh cinta, penuh pengharapan, cantik, menggemaskan, menarik hati, sempurna, berharga dan mulia. Sama seperti Dia, engkau juga berbakat mendesain dan mencipta, kreatif, berimajinasi, penuh inspirasi dan memiliki keahlian.

Daripada mengatakan “masak sih aku begitu berharga?”, mengapa tidak menerima kebenaran tentang dirimu ini dengan bersyukur. Turutlah ambil bagian dalam suatu tugas atau project dengan rasa cukup dan konfiden. Karena kamu memiliki segala sesuatu yang kamu perlukan untuk menjalankan tugas itu dengan ekselen. Saat kamu mengalami keberhasilan, ketahuilah semua itu karena cinta kasih yang mengalir di dalam darahmu, yang dialirkan oleh Dia, Penciptamu. Sehingga kamu tidak lagi akan merasa tidak layak dan tidak berharga menerima keberhasilan itu. Sebaliknya, kamu akan bermegah karena keberhasilan itu. Karena sesungguhnya keberhasilan itu bukan karena image yang kamu bangun sendiri, tetapi karena apa yang kamu telah kamu terima dari Penciptamu ketika kamu diciptakan, sehingga kamu memilikinya.

Kamu berharga, mulia dan dicintai,

Monday, June 8, 2009

Tentang IBU

Cinta seorang ibu

Apa yang paling dinanti seorang wanita yang baru saja menikah?
Sudah pasti jawabannya adalah kehamilan.
Seberapa jauh pun jalan yang harus ditempuh, seberat apa pun langkah
yang mesti diayun, seberapa lama pun waktu yang kan dijalani, tak kenal
menyerah demi mendapatkan satu kepastian dari seorang bidan; "positif".

Meski berat, tak ada yang membuatnya mampu bertahan hidup kecuali benih
dalam kandungannya. Menangis, tertawa, sedih dan bahagia tak berbeda
baginya, karena ia lebih mementingkan apa yang dirasa si kecil di
perutnya.
Seringkali ia bertanya; menangiskah ia? Tertawakah ia? Sedih atau
bahagiakah ia di dalam sana?
Bahkan ketika waktunya tiba, tak ada yang mampu menandingi cinta yang
pernah diberikannya, ketika mati pun akan dipertaruhkannya asalkan
generasi penerusnya itu bisa terlahir ke dunia.
Rasa sakit pun sirna sekejap mendengar tangisan pertama si buah hati,
tak peduli darah dan keringat yang terus bercucuran.

Detik itu, sebuah episode cinta baru saja berputar.

Tak ada yang lebih membanggakan untuk diperbincangkan selain anak-anak.
Tak satu pun tema yang paling menarik untuk didiskusikan bersama rekan
sekerja, teman sejawat, kerabat maupun keluarga, kecuali anak-anak.
Si kecil baru saja berucap "Ma?" segera ia mengangkat telepon untuk
mengabarkan ke semua yang ada didaftar telepon.

Saat baru pertama berdiri, ia pun berteriak histeris, antara haru,
bangga dan sedikit takut si kecil terjatuh dan luka.

Hari pertama sekolah adalah saat pertama kali matanya menyaksikan
langkah awal kesuksesannya. Meskipun disaat yang sama, pikirannya terus
menerawang dan bibirnya tak lepas berdoa, berharap sang suami tak
terhenti rezekinya. Agar langkah kaki kecil itu pun tak terhenti
ditengah jalan.

"Demi anak", "Untuk anak", menjadi alasan utama ketika ia berada
dipasar berbelanja keperluan si kecil. Saat ia berada di pesta seorang
kerabat atau keluarga dan membungkus beberapa potong makanan dalam
tissue. Ia selalu mengingat anaknya dalam setiap suapan nasinya, setiap
gigitan kuenya, setiap kali hendak berbelanja baju untuknya. Tak jarang,
ia urung membeli baju untuknya dan berganti mengambil baju untuk anak.
Padahal, baru kemarin sore ia membeli baju sikecil. Meski pun, terkadang
ia harus berhutang. Lagi-lagi atas satu alasan, demi anak.

Disaat pusing pikirannya mengatur keuangan yang serba terbatas,
periksalah catatannya.

Di kertas kecil itu tertulis:

1. Uang sekolah anak,
2. Beli susu anak,
3. ? nomor urut selanjutnya baru kebutuhan yang lain.

Tapi jelas di situ, kebutuhan anak senantiasa menjadi prioritasnya.
Bahkan, tak ada beras di rumah pun tak mengapa, asalkan susu si kecil
tetap terbeli. Takkan dibiarkan si kecil menangis, apapun akan dilakukan
agar senyum dan tawa riangnya tetap terdengar.

Ia menjadi guru yang tak pernah digaji, menjadi pembantu yang tak
pernah dibayar, menjadi pelayan yang sering terlupa dihargai, dan
menjadi babby sitter yang paling setia. Sesekali ia menjelma menjadi
puteri salju yang bernyanyi merdu menunggu suntingan sang pangeran.
Keesokannya ia rela menjadi kuda yang meringkik, berlari mengejar dan
menghalau musuh agar tak mengganggu. Atau ketika ia dengan lihainya
menjadi seekor kelinci yang melompat-lompat mengelilingi kebun, mencari
wortel untuk makan sehari-hari. Hanya tawa dan jerit lucu yang ingin
didengarnya dari kisah-kisah yang tak pernah
absen didongengkannya. Kantuk dan lelah tak lagi dihiraukan, walau harus
menyamarkan suara menguapnya dengan auman harimau. Atau berpura-pura
sinenek sihir terjatuh dan mati sekadar untuk bisa memejamkan mata
barang sedetik. Namun, si kecil belum juga terpejam dan memintanya
menceritakan dongeng ke sekian. Dalam kantuknya, ia terus pun
mendongeng.

Tak ada yang dilakukannya di setiap pagi sebelum menyiapkan sarapan
anak-anak yang akan berangkat ke kampus. Tak satu pun yang paling
ditunggu kepulangannya selain suami dan anak-anak tercinta. Serta merta
kalimat, "sudah makan belum?" tak lupa terlontar saat baru saja memasuki
rumah. Tak peduli meski si kecil yang dulu kerap ia
timang dalam dekapannya itu sudah menjadi orang dewasa yang bisa membeli
makan siangnya sendiri di kampus.

Hari ketika si anak yang telah dewasa itu mampu mengambil keputusan
terpenting dalam hidupnya, untuk menentukan jalan hidup bersama
pasangannya, siapa yang paling menangis? Siapa yang lebih dulu
menitikkan air mata? Lihatlah sudut matanya, telah menjadi samudera air
mata dalam sekejap. Langkah beratnya ikhlas mengantar buah
hatinya ke kursi pelaminan. ia menangis melihat anaknya tersenyum
bahagia dibalut gaun pengantin. Di saat itu, ia pun sadar buah hati yang
bertahun-tahun menjadi kubangan curahan cintanya itu tak lagi hanya
miliknya. Ada satu hati lagi yang tertambat, yang dalam harapnya ia
berlirih, "Masihkah kau anakku??"

Saat senja tiba. Ketika keriput di tangan dan wajah mulai berbicara
tentang usianya. Ia pun sadar, bahwa sebentar lagi masanya kan berakhir.
Hanya satu pinta yang sering terucap dari bibirnya, "bila ibu meninggal,
ibu ingin anak-anak ibu yang memandikan. Ibu ingin dimandikan sambil
dipangku kalian".

Duh ibu, semoga saya bisa menjawab pintamu itu kelak. Bagaimana mungkin
saya tak ingin memenuhi pinta itu? Sejak saya kecil ibu telah
mengajarkan arti cinta sebenarnya. Ibu lah sekolah cinta saya, sekolah
yang hanya punya satu mata pelajaran: cinta.

Sekolah yang hanya punya satu guru: pecinta.

Sekolah yang semua murid-muridnya diberi satu nama: yang dicinta.

Kronoligis setelah menikah...ha..ha...

FAKTA??

Sebelum Tidur:

6 weeks: selamat bobo sayang, mimpi indah ya, mmmuach.
6 months: tolong matiin lampunya, silau nih.
6 years : besok kita beli selimut 1 lagi ya biar ngga rebutan gini.

Pake Toilet:
6 weeks : ngga apa2, kamu duluan deh, aku ngga buru2 kok.
6 months: masih lama ngga nih?
6 years : brug! brug! brug! (suara pintu digedor), kalo mau tapa di gunung kawi sono!

Ngajarin Nyetir:
6 weeks : hati2 say, injek kopling dulu baru masukin perseneling ya
6 months: pelan2 dong lepas koplingnya.
6 years : pantesan sering ke bengkel, masukin persenelingnya aja kayak gini, biasa bawa angkot yach!

Balesin SMS:
6 weeks: iya sayang, bentar lagi nyampe rumah kok, aku beli martabak kesukaanmu dulu ya
6 months: macet banget di jalan nih
6 years : bawel, bentar lagi juga nyampe kok.

Proses kencan:
6 weeks : I love U, I love U, I love U.
6 months : Tentu saja aku mencintaimu.
6 years : Iyalah gue mencintai lu, kalo ngga.. ga bakal kawin ama lu..

Kembali dari kantor:
6 weeks : Sayang, aku pulang nich (muach).
6 months : aku pulang!!!
6 years : Ibu lu masak apa hari ini??

Hadiah (ulang tahun):
6 weeks : Sayangku, kuharap kau menyukai cincin yang kubeli
6 months : Aku membeli lukisan, nampaknya cocok dengan suasana ruang tengah
6 years : Nih duitnya, loe beli sendiri deh yang loe mau

Telepon:
6 weeks : Baby, ada yang pengen bicara ama kamu di telpon
6 months : Eh...ini buat kamu nih...
6 years : WOOIII TELPON BUNYI TUUUHHH....

Masakan:
6 weeks : Wah, tak kusangka rasa makanan ini begitu lezaattt...! !!
6 months : Kita makan apa malam ini??
6 years : HAH? MAKANAN INI LAGI?

Memberi maaf:
6 weeks : Sayangku cintaku, aku mengerti... aku maafin kamu kok...
6 months : Awas!! jangan di ulang lagi yach..
6 years : Kenapa sih loe ga pernah dengerin kata2 gue!!!!

Baju baru:
6 weeks : Duhai kasihku, kamu seperti bidadari dengan pakaian itu
6 months : Lho, kamu beli baju baru lagi?
6 years : BELI BAJU ITU HABIS BERAPA??

Berbeban berat

*Mengapa bebanku berat sekali?*"

aku berpikir sambil membanting pintu kamarku dan bersander.

"Tidak adakah istirahat dari hidup ini? "

Aku menghempaskan badanku ke ranjang, menutupi telingaku dengan bantal.

"Ya Tuhan, " aku menangis, "Biarkan aku tidur....Biarkan aku tidur dan tidak pernah bangun kembali!" Dengan tersedu-sedu, aku mencoba untuk meyakinkan diriku untuk melupakan.

Tiba-tiba gelap mulai menguasai pandanganku, Lalu, suatu cahaya yang sangat bersinar mengelilingiku ketika aku mulai sadar. Aku memusatkan perhatianku pada sumber cahaya itu. Sesosok pria berdiri di depan salib.

"Anakku, " orang itu bertanya, " Mengapa engkau datang kepada-Ku sebelum Aku siap memanggilmu? "

" Tuhan, aku mohon ampun. Ini karena... aku tidak bisa melanjutkannya. Kau lihat! betapa berat hidupku. Lihat beban berat di punggungku. Aku bahkan tidak bisa mengangkatnya lagi. "

" Tetapi, bukankah Aku pernah bersabda kepadamu untuk datang kepadaku semua yang letih lesu dan berbeban berat, karena Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.
Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.

" Aku tahu Engkau pasti akan mengatakan hal itu. Tetapi kenapa bebanku begitu berat?"

" Anak-Ku, setiap orang di dunia memiliki beban. Mungkin kau ingin mencoba salib yang lain?"

" Aku bisa melakukan hal itu?"

Ia menunjuk beberapa salib yang berada di depan kaki-Nya. Kau bisa mencoba semua ini.
Semua salib itu berukuran sama. Tetapi setiap salib tertera nama orang yang memikulnya.

" Itu punya Joan, " kataku.

Joan menikah dengan seorang kaya raya. Ia tinggal dilingkungan yang nyaman dan memiliki 3 anak perempuan yang cantik dengan pakaian yang bagus-bagus.

Kadangkala ia menyetir sendiri ke gereja dengan mobil Cadillac suaminya kalau mobilnya rusak. "Umm, aku coba punya Joan. Sepertinya hidupnya tenang-tenang saja. Seberat apa beban yang Joan panggul? " pikirku.

Tuhan melepaskan bebanku dan meletakkan beban Joan di pundakku. Aku langsung terjatuh seketika.

"Lepaskan beban ini! " teriakku.

" Apa yang menyebabkan beban ini sangat berat?"

" Lihat ke dalamnya."

Aku membuka ikatan beban itu dan membukanya. Di dalamnya terdapat gambaran ibu
mertua Joan, dan ketika aku mengangkatnya, ibu mertua Joan mulai berbicara, "Joan, kau tidak pantas untuk anakku, tidak akan pernah pantas. Ia tidakseharusnya menikah denganmu.Kau adalah wanita yang terburuk untuk cucu-cucuku. .."

Aku segera meletakkan gambaran itu dan mengangkat gambaran yang lain. Itu adalah Donna, adik terkecil Joan. Kepala Donna dibalut sejak operasi epilepsi yang gagal itu.

Gambaran yang ketiga adalah adik laki-laki Joan. Ia kecanduan narkoba, telah dijatuhi hukuman karena membunuh seorang perwira polisi.

" Aku tahu sekarang mengapa bebannya sangat berat, Tuhan. Tetapi ia selalu tersenyum dan suka menolong orang lain. Aku tidak menyadarinya. .. "

" Apakah kau ingin mencoba yang lain?" tanya Tuhan dengan pelan.

Aku mencoba beberapa. Beban Paula terasa sangat berat juga: Ia melihara 4 orang
anak laki-laki tanpa suami.

Debra punya juga demikian: masa kecilnya yang dinodai olah penganiayaan seksual dan menikah karena paksaan.

Ketika aku melihat beban Ruth, aku tidak ingin mencobanya. Aku tahu di dalamnya ada penyakit Arthritis, usia lanjut, dan tuntutan bekerja penuh sementara suami tercintanya berada di Panti Jompo.

" Beban mereka semua sangat berat, Tuhan " kataku.. " Kembalikan bebanku"

Ketika aku mulai memasang bebanku kembali, aku merasa bebanku lebih ringan dibandingkan yang lain. "Mari kita lihat ke dalamnya, " Tuhan berkata.
Aku menolak, menggenggam bebanku erat-erat. " Itu bukan ide yang baik, " jawabku,
" Mengapa?" " Karena banyak sampah di dalamnya." " Biar Aku lihat" Suara Tuhan yang lemah lembut membuatku luluh. Aku membuka bebanku.
Ia mengambil satu buah batu bata dari dalam bebanku. " Katakan kepada-Ku mengenai hal ini."

" Tuhan, Engkau tahu itu. Itu adalah uang. Aku tahu kalau kami tidak semenderita seperti orang lain di beberapa negara atau seperti tuna wisma di sini.. Tetapi kami tidak memiliki asuransi,
dan ketika anak-anak sakit, kami tidak selalu bisa membawa mereka ke dokter.
Mereka bahkan belum pernah pergi ke dokter gigi. Dan aku sedih untuk memberikan mereka pakaian bekas. "

"Anak-Ku, Aku selalu memberikan kebutuhanmu. ... dan semua anak-anakmu. Aku selalu memberikan mereka badan yang sehat. Aku mengajari mereka bahwa pakaian mewah tidak membuat seorang berharga di mataKu.
"
Kemudian ia mengambil sebuah gambaran seorang anak laki-laki.!

" Dan yang ini? " tanya Tuhan. " Andrew..." aku menundukkan kepala, merasa malu untuk menyebut anakku sebagai sebuah beban.

"Tetapi, Tuhan, ia sangat hiperaktif. Ia tidak bisa diam seperti yang lain, ia bahkan membuatku sangat kelelahan. Ia selalu terluka, dan orang lain yang membalutnya berpikir akulah yang menganiayanya. Aku berteriak kepadanya selalu. Mungkin suatu saat aku benar-benar menyakitinya. ..
"

" Anak-Ku," Tuhan berkata.

" Jika kau percayakan kepada-Ku, aku akan memperbaharui kekuatanmu, dan jika engkau mengijinkan Aku untuk mengisimu dengan Roh Kudus, aku akan memberikan engkau kesabaran."

Kemudian Ia mengambil beberapa kerikil dari bebanku.
" Ya, Tuhan.." aku berkata sambil menarik nafas panjang.

" Kerikil-kerikil itu memang kecil. Tetapi semua itu adalah penting. Aku
membenci rambutku. Rambutku tipis, dan aku tidak bisa membuatnya kelihatan
bagus. Aku tidak mampu untuk pergi ke salon. Aku kegemukan dan tidak bisa menjalankan
diet. Aku benci semua pakaianku. Aku benci penampilanku! "

" Anak-Ku, orang memang melihat engkau dari penampilan luar, tetapi Aku melihat jauh sampai ke dalamnya hatimu. Dengan Roh Kudus, kau akan memperoleh pengendalian diri untuk menurunkan berat badanmu. Tetapi keindahanmu tidak harus datang dari luar. Bahkan,
seharusnya berasal dari dalam hatimu, kecantikan diri yang tidak akan pernah hilang
dimakan waktu. Itulah yang berharga di mata-Ku. "

Bebanku sekarang tampaknya lebih ringan dari sebelumnya. " Aku pikir aku bisa menghadapinya sekarang, " kataku, " Yang terakhir, berikan kepada-Ku batu bata yang
terakhir." kata Tuhan.

" Oh, Engkau tidak perlu mengambilnya. Aku bisa mengatasinya. " " Anak-Ku, berikan kepadaKu." Kembali suara-Nya membuatku luluh. Ia mengulurkan tangan-Nya, dan untuk pertama kalinya Aku melihat luka-Nya.

"Tuhan....Bagaimana dengan tangan-Mu? Tangan-Mu penuh dengan luka!! "
Aku tidak lagi memperhatikan bebanku, aku melihat wajah-Nya untuk pertama kalinya..
Dan pada dahi-Nya, kulihat luka yang sangat dalam..... tampaknya seseorang telah menekan mahkota duri terlalu dalam ke dagingNya.

"Tuhan, " aku berbisik. " Apa yang terjadi dengan Engkau?" Mata-Nya yang penuh kasih menyentuh kalbuku. " AnakKu, kau tahu itu.. Berikan kepadaku bebanmu. Itu
adalah milikKu. Aku telah membelinya. "

" Bagaimana?" " Dengan darah-Ku" " Tetapi kenapa Tuhan?"

" Karena aku telah mencintaimu dengan cinta abadi, yang tak akan punah dengan waktu. Berikan kepadaKu." Aku memberikan bebanku yang kotor dan mengerikan itu ke
tangan-Nya yang terluka.

Beban itu penuh dengan kotoran dan iblis dalam kehidupanku: kesombongan, egois, depresi yang terus-menerus menyiksaku.

Kemudian Ia mengambil salibku kemudian menghempaskan salib itu ke
*kolam yang berisi dengan darahNya yang kudus*.

Percikan yang ditimbulkan oleh salib itu luar biasa besarnya.

" Sekarang anak-Ku, kau harus kembali. Aku akan selalu bersamamu. Ketika kau
berada dalam masalah, panggillah Aku dan Aku akan membantumu dan menunjukkan hal-hal yang tidak bisa kau bayangkan sekarang. "

" Ya, Tuhan, aku akan memanggil-Mu. "
Aku mengambil kembali bebanku.

" Kau boleh meninggalkannya di sini jika engkau mau.
*Kau lihat beban-beban itu?*

Mereka adalah kepunyaan orang-orang yang telah meninggalkannya di kakiKu, yaitu Joan, Paula, Debra, Ruth...

Ketika kau meninggalkan bebanMu di sini, aku akan menggendongnya bersamamu.
*Ingat, kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan. "*

Seketika aku meletakkan bebanku, cahaya itu mulai menghilang. Namun, masih kudengar *suaraNya berbisik, " Aku tidak akan meninggalkanmu, atau melepaskanmu. "*

TUHAN, PIMPIN DAN SERTAI DI SETIAP LANGKAHKU..
SOMETIMES PEOPLE ISN'T FAIR, BUT GOD IS ALWAYS FAITHFULLY

Semoga doa ini memberikan kekuatan. Selanjutnya, ada baiknya apabila Anda
juga mengirimkan refleksi renungan ini kepada SAHABAT-SAHABAT.

Have a great day....

Tuhan Yesus Memberkati