Friday, June 19, 2009

tulisan untuk ibu

Ibu…

Ini adalah tulisan yang sangat indah.
Bacalah dengan lambat, cernalah setiap kata dan nikmati lah
Jangan tergesa. Ini adalah harta karun
Bagi yang beruntung masih mempunyai ibu, ini indah
Bagi yang sudah tidak punya, ini lebih indah lagi
Bagi para ibu, kamu akan mencintainya


Sang ibu muda, melangkahkan kakinya di jalan kehidupan.
Apakah jalannya jauh? tanyanya.
Pemandunya menjawab: Ya, dan jalannya
berat.
Kamu akan jadi tua sebelum mencapai akhir perjalanan ini...
Tapi akhirnya lebih bagus dari pada awalnya.

Tetapi ibu muda itu sedang bahagia. Ia tidak percaya bahwa akan ada yang lebih baik
Dari pada tahun-tahun
ini.

Karena itu dia main dengan anak-anaknya, mengumpulkan bunga-bunga untuk mereka
Sepanjang jalan dan memandikan mereka di aliran sungai yang jernih.
Mata hari bersinar atas mereka. Dan ibu muda itu berseru:
Tak ada yang bisa lebih indah daripada ini.

Lalu
malam tiba bersama badai.
Jalannya gelap, anak-anak gemetar ketakutan dan ketakutan.
Ibu itu memeluk mereka dan menyelimuti mereka dengan mantelnya.
Anak-anak itu berkata: Ibu, kami tidak takut, karena ibu ada dekat.
Tak ada yang dapat menyakiti kami.

Dan fajar menjelang. Ada bukit menjulang di depan mereka. Anak-anak memanjat dan
menjadi lelah. Ibunya juga lelah. Tetapi ia terus berkata kepada anak-anaknya:
Sabar sedikit lagi, kita hampir sampai. Demikianlah anak-anak itu memanjat terus.
Saat sampai di puncak, mereka berkata: Ibu, kami tak mungkin melakukannya tanpa ibu.



Dan sang ibu, saat ia berbaring malam hari dan menatap bintang-bintang, berkata:
Hari ini lebih baik dari pada yang lalu. Karena anak-anakku sudah belajar daya tahan
Menghadapi beban hidup. Kemarin malam aku memberi mereka keberanian. Hari ini saya
Memberi mereka kekuatan.



Keesokan harinya, ada awan aneh yang menggelapkan bumi.
Awan perang, kebencian dan kejahatan.
Anak-anak itu meraba-raba dan tersandung-sandung dalam gelap.
Ibunya berkata: Lihat keatas. Arahkan matamu kepada sinar.
Anak-anak menengadah dan melihat diatas awan-awan ada kemuliaan abadi
Yang menuntun mereka melalui kegelapan.
Dan malam harinya ibu itu berkata: Ini hari yang terbaik.
Karena saya sudah memperlihatkan Allah kepada anak-anakku.


Hari berganti minggu, bulan, dan tahun.
Ibu itu menjadi tua, dia kecil dan bungkuk.
Tetapi anak-anaknya tinggi dan kuat dan berjalan dengan gagah berani.
Saat jalannya sulit, mereka membopongnya; karena ia seringan bulu.
Akhirnya mereka sampai ke sebuah bukit. Dan di kejauhan mereka melihat
Sebuah jalan yang bersinar dan pintu gerbang emas terbuka lebar.
Ibu berkata: Saya sudah sampai pada akhir perjalananku.
Dan sekarang saya tahu, akhir ini lebih baik dari pada awalnya.
Karena anak-anakku dapat berjalan sendiri dan
anak-anak mereka ada di belakang mereka.


Dan anak-anaknya menjawab: Ibu selalu akan berjalan bersama kami...
Meski ibu sudah pergi melewati pintu gerbang itu.
Mereka berdiri, melihat ibu mereka berjalan sendiri...
dan pintu gerbang itu menutup sesudah ia lewat.
Dan mereka berkata: Kita tak dapat melihat ibu lagi.
Tetapi dia masih bersama kita.
Ibu seperti ibu kita, lebih dari sekedar kenangan.
Ia senantiasa hadir dan hidup.

Ibumu selalu bersamamu….
Ia adalah bisikan
daun saat kau berjalan di jalan
Ia adalah bau pengharum di kaus kakimu yang baru dicuci
Dialah tangan sejuk di keningmu saat engkau sakit.
Ibumu hidup dalam tawa candamu.
Ia terkristal dalam tiap tetes air mata.
Dia lah tempat engkau datang, dia rumah pertamamu.
Dia adalah peta yang kau ikuti pada tiap langkahmu
Ia adalah cinta pertama dan patah hati pertamamu.
Tak ada di dunia yang dapat memisahkan kalian.
Tidak waktu, ruang, bahkan tidak juga kematian!

Teruskan pada semua ibu dan anak-anak yang kau kenal.
Semoga kita tidak pernah mengandaikan begitu saja ibu kita…
Teruskan juga pada para laki-laki…. Karena mereka juga punya ibu..

hidup bukan untuk mencari kebahagiaan

Kita hidup bukan untuk mencari kebahagiaan

Kita hidup bukan untuk mencari kebahagiaan, tapi untuk membuat orang

bahagia. Membuat orang lain bahagia itu diminta kesediaan untuk
mendengarkan, memahami, merasakan, dan mengakui dirinya sebagai pribadi
yang bernilai dan berarti bagi hidupmu!

Hidup tidak untuk mencari kenyamanan, melainkan jadikanlah kehadiranmu
itu membuat orang lain nyaman! Orang merasa nyaman bukan karena diberi
uang saja tetapi karena ia merasa tidak dihakimi dan dinilai menurut
kacamata kita. Ia nyaman karena ia diberi kesempatan untuk meminjam
telingamu agar curahan hatinya terungkapkan pada dirimu!

Hidup tidak untuk mencari kepastian, melainkan berikanlah selalu
kepastian saat orang membutuhkan pelayananmu. Orang yang membutuhkan
pelayanan itu biasanya bingung dan gelisah, karena ia berada dalam
situasi krisis. Karena itu janganlah ragu ragu untuk bertanya, "apakah
yang bisa kubantu agar engkau bisa lega lagi?"

Hidup tidak untuk mencari sekedar kehangatan yang menghibur pada saat
kesepian. Namun jadikanlah dirimu orang yang hangat dengan lebih suka
menyapa orang lain daripada disapa, juga kalau orang yang engkau sapa
adalah orang orang yang paling tidak menyenangkan sekalipun!

Hidup itu tidak usah kembali ke masa lalu, dan ingin mengulang kisah
kasih yang pernah terajut di masa lalu, namun hidup itu kenangan akan
cinta Tuhan, agar kita tidak ragu ragu menatap dan melangkah di masa
depan meski ada banyak ketidakpastian.

Hidup itu tidak usah mencari kekayaan sebanyak mungkin, melainkan
jadikanlah orang lain menjadi sejahtera, dan engkau sungguh menjadi
orang yang hidupnya "kaya"!

Hidup itu tidak usah mencari pujian, penghormatan, penghargaan, atau
ucapan terima kasih sekalipun. Akan tetapi janganlah engkau lupa
menghargai jerih payah orang yang bekerja demi kepentinganmu, juga
kalau pekerjaan mereka sangat sepele sekalipun.

Hidup itu tidak usah menyelesaikan masalah sampai tuntas, karena
masalah itu ibarat kita masuk sebuah pintu rumah, tetapi kita akan
mendapatkan 3 pintu yang mesti kita buka lagi. Karena itu masalah
adalah tanda tanda yang jelas yang menunjukkan titik tolak kita untuk
menemukan peluang berkembang.

Hidup itu tidak usah kuatir akan ketidakpastian masa depanmu, tetapi
lihat dan rasakanlah dalam ketidakpastian engkau diberi kesempatan
untuk "puji-syukur" kepada Tuhan, yakni mengakui keterbatasanmu sebagai
manusia yang tidak mampu menguasai hidupmu sendiri, di sisi lain
ditantang untuk mengakui betapa Allah itu mau hadir dan terlibat dalam
diri kita. Soalnya apakah kita mau mengundang Allah terlibat?

Hidup beriman itu tidak bertujuan mencari kepuasan dan kenikmatan
rohani, seperti orang mendaki puncak gunung, janganlah memetik bunga
sekuntum pun sebelum engkau sampai di puncak. Demikianlah juga,
janganlah mencari kepuasan rohani, yang sebenarnya bukan iman itu
sendiri, melainkan carilah Allah, dengan mencintai-Nya dan mencintai
sesama, sehingga sampailah kita suatu saat nanti "bersatu" dengan Allah.

Friday, June 12, 2009

rasa tidak cukup

Fenomena Impostor (Rasa Tidak Cukup) --- Mencuri Kebahagiaanmu

Kamu sering merasa tidak cukup baik, tidak cukup cantik, tidak cukup layak – dan kamu tidak secantik, tidak sepintar atau tidak seberbakat dia? Kamu juga merasa harga dirimu sangat bergantung kepada apa yang dilihat orang di dalam dirimu dan apa yang mereka katakan tentang dirimu, sehingga kamu begitu menjaga penampilan dan keadaan dirimu yang sebenarnya dari orang lain? Kamu juga takut orang lain tahu di balik pencapaian karirmu, sebenarnya kamu tidak sepintar yang mereka kira dan kamu tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup? Ketika berhadapan dengan suatu tugas atau project, kamu merasa tertekan dan menjadi perfeksionis?

Bila hal ini terjadi pada dirimu, engkau mengalami apa yang disebut fenomena impostor, yang ditemukan oleh psikolog Pauline Clance dan Suzanne Imes di tahun 1978. Hal ini terjadi kepada pribadi yang mengalami keraguan pada diri sendiri dan tidak dapat menginternalisasi pencapaian yang telah diperolehnya dan tidak dapat melihat dirinya berbakat dan memiliki kemampuan. Mereka tidak dapat melihat dan menghitung semua keberhasilan itu untuk disyukuri. Selalu saja ada yang kurang pada dirinya.

Pengalaman pribadi dan pengalaman orang lain telah menyingkapkan kepada saya fenomena impostor ini. Saya mengalami fenomena ini bertahun-tahun oleh karena dampak kekerasan dalam rumah tangga yang saya alami. Wanita lain mengalaminya sebagai dampak dari peristiwa yang mereka alami di awal tahun kehidupan mereka. Pribadi ini mengalami rasa tidak cukup dan merasa tidak layak atas pencapaian yang telah ia peroleh. Ia merasa tidak berharga atau malu hati. Ia tidak dapat menikmati keberhasilannya dan bermegah karena telah turut ambil bagian dalam sebuah kesuksesan. Karena ia tidak percaya ia telah ambil bagian atas kesuksesan itu.

Karena perfeksionis, setiap kekurangan kecil akan membuatnya merasa gagal; bahkan kritikan membangun pun akan menariknya ke lembah putus asa bahkan semakin menekan ketakutannya akan ketidak-sempurnaan. Sesuatu yang kurang dari sempurna tidak akan pernah cukup baginya. Fenomena impostor pernah menguasai hidup saya di area gaya kerja (work style). Menjadi perfeksionisme, terutama di area pandangan orang terhadap keprofesionalan gaya kerja (professional image). Image ini juga ditekankan oleh perusahaan di tempat saya bekerja maupun tuntutan berbagai media yang berhubungan dengan profesi saya. Sehingga fokus membangun image berada di atas hubungan kerja, keharmonisan situasi, kualitas proses kerja, kualitas hasil bahkan integritas panggilan (life purpose).

Setelah mencari tahu siapa saya dan mengalami self-discovery journey serta memperoleh pemulihan self-esteem (harga diri) dan self-image (gambar diri), saya mengerti siapa diri saya, apa yang saya miliki dan apa yang telah dan dapat saya lakukan. Saya juga mengerti bahwa image terpancar secara otomatis dari gaya kerja ekselen, yang juga secara otomatis akan terbangun dari proses kerja, kualitas dan menghidupi panggilan yang murni (clear purpose). Sehingga image tidak perlu dibangun dan dipertahankan, sebab image akan terbangun dengan sendirinya, mengikuti keberhasilan yang ekselen.

Sahabat, ijinkan saya mengingatkan bahwa kamu adalah pribadi yang dirancang dan diciptakan dengan cinta (handmade with love) oleh Seorang Pribadi yang mengasihimu, mendambakanmu dan memberi hidup yang terbaik bagimu. Sebelum Dia membentukmu di kandungan ibumu, Dia mengimajinasikan gambaran dirimu. Seperti seorang designer yang hatinya berdebar-debar ketika memperoleh inspirasi baru, demikianlah Dia merancang bentuk gambarmu dengan dorongan hati yang bergairah, bersemangat, penuh cinta dan penuh pengharapan akan melihat engkau cantik, menggemaskan dan menarik hatiNya. Mengerahkan segenap keahlianNya, membentuk engkau sempurna, berharga dan mulia. Demikianlah engkau dilahirkan, memiliki kepribadian sama persis seperti Penciptamu; berbakat, bergairah, bersemangat, penuh cinta, penuh pengharapan, cantik, menggemaskan, menarik hati, sempurna, berharga dan mulia. Sama seperti Dia, engkau juga berbakat mendesain dan mencipta, kreatif, berimajinasi, penuh inspirasi dan memiliki keahlian.

Daripada mengatakan “masak sih aku begitu berharga?”, mengapa tidak menerima kebenaran tentang dirimu ini dengan bersyukur. Turutlah ambil bagian dalam suatu tugas atau project dengan rasa cukup dan konfiden. Karena kamu memiliki segala sesuatu yang kamu perlukan untuk menjalankan tugas itu dengan ekselen. Saat kamu mengalami keberhasilan, ketahuilah semua itu karena cinta kasih yang mengalir di dalam darahmu, yang dialirkan oleh Dia, Penciptamu. Sehingga kamu tidak lagi akan merasa tidak layak dan tidak berharga menerima keberhasilan itu. Sebaliknya, kamu akan bermegah karena keberhasilan itu. Karena sesungguhnya keberhasilan itu bukan karena image yang kamu bangun sendiri, tetapi karena apa yang kamu telah kamu terima dari Penciptamu ketika kamu diciptakan, sehingga kamu memilikinya.

Kamu berharga, mulia dan dicintai,

Monday, June 8, 2009

Tentang IBU

Cinta seorang ibu

Apa yang paling dinanti seorang wanita yang baru saja menikah?
Sudah pasti jawabannya adalah kehamilan.
Seberapa jauh pun jalan yang harus ditempuh, seberat apa pun langkah
yang mesti diayun, seberapa lama pun waktu yang kan dijalani, tak kenal
menyerah demi mendapatkan satu kepastian dari seorang bidan; "positif".

Meski berat, tak ada yang membuatnya mampu bertahan hidup kecuali benih
dalam kandungannya. Menangis, tertawa, sedih dan bahagia tak berbeda
baginya, karena ia lebih mementingkan apa yang dirasa si kecil di
perutnya.
Seringkali ia bertanya; menangiskah ia? Tertawakah ia? Sedih atau
bahagiakah ia di dalam sana?
Bahkan ketika waktunya tiba, tak ada yang mampu menandingi cinta yang
pernah diberikannya, ketika mati pun akan dipertaruhkannya asalkan
generasi penerusnya itu bisa terlahir ke dunia.
Rasa sakit pun sirna sekejap mendengar tangisan pertama si buah hati,
tak peduli darah dan keringat yang terus bercucuran.

Detik itu, sebuah episode cinta baru saja berputar.

Tak ada yang lebih membanggakan untuk diperbincangkan selain anak-anak.
Tak satu pun tema yang paling menarik untuk didiskusikan bersama rekan
sekerja, teman sejawat, kerabat maupun keluarga, kecuali anak-anak.
Si kecil baru saja berucap "Ma?" segera ia mengangkat telepon untuk
mengabarkan ke semua yang ada didaftar telepon.

Saat baru pertama berdiri, ia pun berteriak histeris, antara haru,
bangga dan sedikit takut si kecil terjatuh dan luka.

Hari pertama sekolah adalah saat pertama kali matanya menyaksikan
langkah awal kesuksesannya. Meskipun disaat yang sama, pikirannya terus
menerawang dan bibirnya tak lepas berdoa, berharap sang suami tak
terhenti rezekinya. Agar langkah kaki kecil itu pun tak terhenti
ditengah jalan.

"Demi anak", "Untuk anak", menjadi alasan utama ketika ia berada
dipasar berbelanja keperluan si kecil. Saat ia berada di pesta seorang
kerabat atau keluarga dan membungkus beberapa potong makanan dalam
tissue. Ia selalu mengingat anaknya dalam setiap suapan nasinya, setiap
gigitan kuenya, setiap kali hendak berbelanja baju untuknya. Tak jarang,
ia urung membeli baju untuknya dan berganti mengambil baju untuk anak.
Padahal, baru kemarin sore ia membeli baju sikecil. Meski pun, terkadang
ia harus berhutang. Lagi-lagi atas satu alasan, demi anak.

Disaat pusing pikirannya mengatur keuangan yang serba terbatas,
periksalah catatannya.

Di kertas kecil itu tertulis:

1. Uang sekolah anak,
2. Beli susu anak,
3. ? nomor urut selanjutnya baru kebutuhan yang lain.

Tapi jelas di situ, kebutuhan anak senantiasa menjadi prioritasnya.
Bahkan, tak ada beras di rumah pun tak mengapa, asalkan susu si kecil
tetap terbeli. Takkan dibiarkan si kecil menangis, apapun akan dilakukan
agar senyum dan tawa riangnya tetap terdengar.

Ia menjadi guru yang tak pernah digaji, menjadi pembantu yang tak
pernah dibayar, menjadi pelayan yang sering terlupa dihargai, dan
menjadi babby sitter yang paling setia. Sesekali ia menjelma menjadi
puteri salju yang bernyanyi merdu menunggu suntingan sang pangeran.
Keesokannya ia rela menjadi kuda yang meringkik, berlari mengejar dan
menghalau musuh agar tak mengganggu. Atau ketika ia dengan lihainya
menjadi seekor kelinci yang melompat-lompat mengelilingi kebun, mencari
wortel untuk makan sehari-hari. Hanya tawa dan jerit lucu yang ingin
didengarnya dari kisah-kisah yang tak pernah
absen didongengkannya. Kantuk dan lelah tak lagi dihiraukan, walau harus
menyamarkan suara menguapnya dengan auman harimau. Atau berpura-pura
sinenek sihir terjatuh dan mati sekadar untuk bisa memejamkan mata
barang sedetik. Namun, si kecil belum juga terpejam dan memintanya
menceritakan dongeng ke sekian. Dalam kantuknya, ia terus pun
mendongeng.

Tak ada yang dilakukannya di setiap pagi sebelum menyiapkan sarapan
anak-anak yang akan berangkat ke kampus. Tak satu pun yang paling
ditunggu kepulangannya selain suami dan anak-anak tercinta. Serta merta
kalimat, "sudah makan belum?" tak lupa terlontar saat baru saja memasuki
rumah. Tak peduli meski si kecil yang dulu kerap ia
timang dalam dekapannya itu sudah menjadi orang dewasa yang bisa membeli
makan siangnya sendiri di kampus.

Hari ketika si anak yang telah dewasa itu mampu mengambil keputusan
terpenting dalam hidupnya, untuk menentukan jalan hidup bersama
pasangannya, siapa yang paling menangis? Siapa yang lebih dulu
menitikkan air mata? Lihatlah sudut matanya, telah menjadi samudera air
mata dalam sekejap. Langkah beratnya ikhlas mengantar buah
hatinya ke kursi pelaminan. ia menangis melihat anaknya tersenyum
bahagia dibalut gaun pengantin. Di saat itu, ia pun sadar buah hati yang
bertahun-tahun menjadi kubangan curahan cintanya itu tak lagi hanya
miliknya. Ada satu hati lagi yang tertambat, yang dalam harapnya ia
berlirih, "Masihkah kau anakku??"

Saat senja tiba. Ketika keriput di tangan dan wajah mulai berbicara
tentang usianya. Ia pun sadar, bahwa sebentar lagi masanya kan berakhir.
Hanya satu pinta yang sering terucap dari bibirnya, "bila ibu meninggal,
ibu ingin anak-anak ibu yang memandikan. Ibu ingin dimandikan sambil
dipangku kalian".

Duh ibu, semoga saya bisa menjawab pintamu itu kelak. Bagaimana mungkin
saya tak ingin memenuhi pinta itu? Sejak saya kecil ibu telah
mengajarkan arti cinta sebenarnya. Ibu lah sekolah cinta saya, sekolah
yang hanya punya satu mata pelajaran: cinta.

Sekolah yang hanya punya satu guru: pecinta.

Sekolah yang semua murid-muridnya diberi satu nama: yang dicinta.

Kronoligis setelah menikah...ha..ha...

FAKTA??

Sebelum Tidur:

6 weeks: selamat bobo sayang, mimpi indah ya, mmmuach.
6 months: tolong matiin lampunya, silau nih.
6 years : besok kita beli selimut 1 lagi ya biar ngga rebutan gini.

Pake Toilet:
6 weeks : ngga apa2, kamu duluan deh, aku ngga buru2 kok.
6 months: masih lama ngga nih?
6 years : brug! brug! brug! (suara pintu digedor), kalo mau tapa di gunung kawi sono!

Ngajarin Nyetir:
6 weeks : hati2 say, injek kopling dulu baru masukin perseneling ya
6 months: pelan2 dong lepas koplingnya.
6 years : pantesan sering ke bengkel, masukin persenelingnya aja kayak gini, biasa bawa angkot yach!

Balesin SMS:
6 weeks: iya sayang, bentar lagi nyampe rumah kok, aku beli martabak kesukaanmu dulu ya
6 months: macet banget di jalan nih
6 years : bawel, bentar lagi juga nyampe kok.

Proses kencan:
6 weeks : I love U, I love U, I love U.
6 months : Tentu saja aku mencintaimu.
6 years : Iyalah gue mencintai lu, kalo ngga.. ga bakal kawin ama lu..

Kembali dari kantor:
6 weeks : Sayang, aku pulang nich (muach).
6 months : aku pulang!!!
6 years : Ibu lu masak apa hari ini??

Hadiah (ulang tahun):
6 weeks : Sayangku, kuharap kau menyukai cincin yang kubeli
6 months : Aku membeli lukisan, nampaknya cocok dengan suasana ruang tengah
6 years : Nih duitnya, loe beli sendiri deh yang loe mau

Telepon:
6 weeks : Baby, ada yang pengen bicara ama kamu di telpon
6 months : Eh...ini buat kamu nih...
6 years : WOOIII TELPON BUNYI TUUUHHH....

Masakan:
6 weeks : Wah, tak kusangka rasa makanan ini begitu lezaattt...! !!
6 months : Kita makan apa malam ini??
6 years : HAH? MAKANAN INI LAGI?

Memberi maaf:
6 weeks : Sayangku cintaku, aku mengerti... aku maafin kamu kok...
6 months : Awas!! jangan di ulang lagi yach..
6 years : Kenapa sih loe ga pernah dengerin kata2 gue!!!!

Baju baru:
6 weeks : Duhai kasihku, kamu seperti bidadari dengan pakaian itu
6 months : Lho, kamu beli baju baru lagi?
6 years : BELI BAJU ITU HABIS BERAPA??

Berbeban berat

*Mengapa bebanku berat sekali?*"

aku berpikir sambil membanting pintu kamarku dan bersander.

"Tidak adakah istirahat dari hidup ini? "

Aku menghempaskan badanku ke ranjang, menutupi telingaku dengan bantal.

"Ya Tuhan, " aku menangis, "Biarkan aku tidur....Biarkan aku tidur dan tidak pernah bangun kembali!" Dengan tersedu-sedu, aku mencoba untuk meyakinkan diriku untuk melupakan.

Tiba-tiba gelap mulai menguasai pandanganku, Lalu, suatu cahaya yang sangat bersinar mengelilingiku ketika aku mulai sadar. Aku memusatkan perhatianku pada sumber cahaya itu. Sesosok pria berdiri di depan salib.

"Anakku, " orang itu bertanya, " Mengapa engkau datang kepada-Ku sebelum Aku siap memanggilmu? "

" Tuhan, aku mohon ampun. Ini karena... aku tidak bisa melanjutkannya. Kau lihat! betapa berat hidupku. Lihat beban berat di punggungku. Aku bahkan tidak bisa mengangkatnya lagi. "

" Tetapi, bukankah Aku pernah bersabda kepadamu untuk datang kepadaku semua yang letih lesu dan berbeban berat, karena Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.
Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.

" Aku tahu Engkau pasti akan mengatakan hal itu. Tetapi kenapa bebanku begitu berat?"

" Anak-Ku, setiap orang di dunia memiliki beban. Mungkin kau ingin mencoba salib yang lain?"

" Aku bisa melakukan hal itu?"

Ia menunjuk beberapa salib yang berada di depan kaki-Nya. Kau bisa mencoba semua ini.
Semua salib itu berukuran sama. Tetapi setiap salib tertera nama orang yang memikulnya.

" Itu punya Joan, " kataku.

Joan menikah dengan seorang kaya raya. Ia tinggal dilingkungan yang nyaman dan memiliki 3 anak perempuan yang cantik dengan pakaian yang bagus-bagus.

Kadangkala ia menyetir sendiri ke gereja dengan mobil Cadillac suaminya kalau mobilnya rusak. "Umm, aku coba punya Joan. Sepertinya hidupnya tenang-tenang saja. Seberat apa beban yang Joan panggul? " pikirku.

Tuhan melepaskan bebanku dan meletakkan beban Joan di pundakku. Aku langsung terjatuh seketika.

"Lepaskan beban ini! " teriakku.

" Apa yang menyebabkan beban ini sangat berat?"

" Lihat ke dalamnya."

Aku membuka ikatan beban itu dan membukanya. Di dalamnya terdapat gambaran ibu
mertua Joan, dan ketika aku mengangkatnya, ibu mertua Joan mulai berbicara, "Joan, kau tidak pantas untuk anakku, tidak akan pernah pantas. Ia tidakseharusnya menikah denganmu.Kau adalah wanita yang terburuk untuk cucu-cucuku. .."

Aku segera meletakkan gambaran itu dan mengangkat gambaran yang lain. Itu adalah Donna, adik terkecil Joan. Kepala Donna dibalut sejak operasi epilepsi yang gagal itu.

Gambaran yang ketiga adalah adik laki-laki Joan. Ia kecanduan narkoba, telah dijatuhi hukuman karena membunuh seorang perwira polisi.

" Aku tahu sekarang mengapa bebannya sangat berat, Tuhan. Tetapi ia selalu tersenyum dan suka menolong orang lain. Aku tidak menyadarinya. .. "

" Apakah kau ingin mencoba yang lain?" tanya Tuhan dengan pelan.

Aku mencoba beberapa. Beban Paula terasa sangat berat juga: Ia melihara 4 orang
anak laki-laki tanpa suami.

Debra punya juga demikian: masa kecilnya yang dinodai olah penganiayaan seksual dan menikah karena paksaan.

Ketika aku melihat beban Ruth, aku tidak ingin mencobanya. Aku tahu di dalamnya ada penyakit Arthritis, usia lanjut, dan tuntutan bekerja penuh sementara suami tercintanya berada di Panti Jompo.

" Beban mereka semua sangat berat, Tuhan " kataku.. " Kembalikan bebanku"

Ketika aku mulai memasang bebanku kembali, aku merasa bebanku lebih ringan dibandingkan yang lain. "Mari kita lihat ke dalamnya, " Tuhan berkata.
Aku menolak, menggenggam bebanku erat-erat. " Itu bukan ide yang baik, " jawabku,
" Mengapa?" " Karena banyak sampah di dalamnya." " Biar Aku lihat" Suara Tuhan yang lemah lembut membuatku luluh. Aku membuka bebanku.
Ia mengambil satu buah batu bata dari dalam bebanku. " Katakan kepada-Ku mengenai hal ini."

" Tuhan, Engkau tahu itu. Itu adalah uang. Aku tahu kalau kami tidak semenderita seperti orang lain di beberapa negara atau seperti tuna wisma di sini.. Tetapi kami tidak memiliki asuransi,
dan ketika anak-anak sakit, kami tidak selalu bisa membawa mereka ke dokter.
Mereka bahkan belum pernah pergi ke dokter gigi. Dan aku sedih untuk memberikan mereka pakaian bekas. "

"Anak-Ku, Aku selalu memberikan kebutuhanmu. ... dan semua anak-anakmu. Aku selalu memberikan mereka badan yang sehat. Aku mengajari mereka bahwa pakaian mewah tidak membuat seorang berharga di mataKu.
"
Kemudian ia mengambil sebuah gambaran seorang anak laki-laki.!

" Dan yang ini? " tanya Tuhan. " Andrew..." aku menundukkan kepala, merasa malu untuk menyebut anakku sebagai sebuah beban.

"Tetapi, Tuhan, ia sangat hiperaktif. Ia tidak bisa diam seperti yang lain, ia bahkan membuatku sangat kelelahan. Ia selalu terluka, dan orang lain yang membalutnya berpikir akulah yang menganiayanya. Aku berteriak kepadanya selalu. Mungkin suatu saat aku benar-benar menyakitinya. ..
"

" Anak-Ku," Tuhan berkata.

" Jika kau percayakan kepada-Ku, aku akan memperbaharui kekuatanmu, dan jika engkau mengijinkan Aku untuk mengisimu dengan Roh Kudus, aku akan memberikan engkau kesabaran."

Kemudian Ia mengambil beberapa kerikil dari bebanku.
" Ya, Tuhan.." aku berkata sambil menarik nafas panjang.

" Kerikil-kerikil itu memang kecil. Tetapi semua itu adalah penting. Aku
membenci rambutku. Rambutku tipis, dan aku tidak bisa membuatnya kelihatan
bagus. Aku tidak mampu untuk pergi ke salon. Aku kegemukan dan tidak bisa menjalankan
diet. Aku benci semua pakaianku. Aku benci penampilanku! "

" Anak-Ku, orang memang melihat engkau dari penampilan luar, tetapi Aku melihat jauh sampai ke dalamnya hatimu. Dengan Roh Kudus, kau akan memperoleh pengendalian diri untuk menurunkan berat badanmu. Tetapi keindahanmu tidak harus datang dari luar. Bahkan,
seharusnya berasal dari dalam hatimu, kecantikan diri yang tidak akan pernah hilang
dimakan waktu. Itulah yang berharga di mata-Ku. "

Bebanku sekarang tampaknya lebih ringan dari sebelumnya. " Aku pikir aku bisa menghadapinya sekarang, " kataku, " Yang terakhir, berikan kepada-Ku batu bata yang
terakhir." kata Tuhan.

" Oh, Engkau tidak perlu mengambilnya. Aku bisa mengatasinya. " " Anak-Ku, berikan kepadaKu." Kembali suara-Nya membuatku luluh. Ia mengulurkan tangan-Nya, dan untuk pertama kalinya Aku melihat luka-Nya.

"Tuhan....Bagaimana dengan tangan-Mu? Tangan-Mu penuh dengan luka!! "
Aku tidak lagi memperhatikan bebanku, aku melihat wajah-Nya untuk pertama kalinya..
Dan pada dahi-Nya, kulihat luka yang sangat dalam..... tampaknya seseorang telah menekan mahkota duri terlalu dalam ke dagingNya.

"Tuhan, " aku berbisik. " Apa yang terjadi dengan Engkau?" Mata-Nya yang penuh kasih menyentuh kalbuku. " AnakKu, kau tahu itu.. Berikan kepadaku bebanmu. Itu
adalah milikKu. Aku telah membelinya. "

" Bagaimana?" " Dengan darah-Ku" " Tetapi kenapa Tuhan?"

" Karena aku telah mencintaimu dengan cinta abadi, yang tak akan punah dengan waktu. Berikan kepadaKu." Aku memberikan bebanku yang kotor dan mengerikan itu ke
tangan-Nya yang terluka.

Beban itu penuh dengan kotoran dan iblis dalam kehidupanku: kesombongan, egois, depresi yang terus-menerus menyiksaku.

Kemudian Ia mengambil salibku kemudian menghempaskan salib itu ke
*kolam yang berisi dengan darahNya yang kudus*.

Percikan yang ditimbulkan oleh salib itu luar biasa besarnya.

" Sekarang anak-Ku, kau harus kembali. Aku akan selalu bersamamu. Ketika kau
berada dalam masalah, panggillah Aku dan Aku akan membantumu dan menunjukkan hal-hal yang tidak bisa kau bayangkan sekarang. "

" Ya, Tuhan, aku akan memanggil-Mu. "
Aku mengambil kembali bebanku.

" Kau boleh meninggalkannya di sini jika engkau mau.
*Kau lihat beban-beban itu?*

Mereka adalah kepunyaan orang-orang yang telah meninggalkannya di kakiKu, yaitu Joan, Paula, Debra, Ruth...

Ketika kau meninggalkan bebanMu di sini, aku akan menggendongnya bersamamu.
*Ingat, kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan. "*

Seketika aku meletakkan bebanku, cahaya itu mulai menghilang. Namun, masih kudengar *suaraNya berbisik, " Aku tidak akan meninggalkanmu, atau melepaskanmu. "*

TUHAN, PIMPIN DAN SERTAI DI SETIAP LANGKAHKU..
SOMETIMES PEOPLE ISN'T FAIR, BUT GOD IS ALWAYS FAITHFULLY

Semoga doa ini memberikan kekuatan. Selanjutnya, ada baiknya apabila Anda
juga mengirimkan refleksi renungan ini kepada SAHABAT-SAHABAT.

Have a great day....

Tuhan Yesus Memberkati

humor tentang becak

Ableh si tukang becak

Isuk-isuk Ableh wis mruput mancal becak golek penumpang. Mari ngono oleh penumpang cewek uayu ambune wangi rambute teles mari kramas, Ableh sueneng poll.
"Arep nang endhi Ning ?" jare Ableh.
"Nang Slompretan mbah . ." jare ceweke.
"Waduh gak weruh aku nggone ning . ." jare Ableh.
"Wis mbah pokoke sampeyan mancal ae nurut komandoku . ." jare ceweke.
"Oke boss . . " jare Ableh ambek mbukak terpal becake, karepe ben iso ngrasakno mambu wangi rambute cewek iku.
"Kiri mbah . ." Ableh nurut menggok kiwo.
"Kanan mbah . ." Ableh nurut menggok kanan.
"Kanan maneh . ." Ableh nurut.
"Kiri ." "Kanan . ." "Kenceng ae mbah .." "Kanan maneh . .terus kiri "
Ableh nurut ae sing penting iso ndelok gegere ceweke ayu iku.

"Wis stop kene ae Mbah !!" moro-moro ceweke mbengok ambek ngekeki dhuwik limang ewu. Tapi Ableh malah nuangis mbrebes mili.
"Lho opoko mbah, kurang tah, iki lho tak tambahi maneh ." jare ceweke ambek ngekeki dhuwik sepuluh ewu. Ableh sik nuangis ae.
"Sepurane yo mbah, sik kurang tah, iki lho tak tambahi maneh . ." jare ceweke ambek ngekeki dhuwik seket ewu. Ableh sik nuangis ae. Tambah banter nangise.
"Waduh mbah sampeyan njaluk piro ? Age ngomongo." ceweke bingung.
"Ning aku nuangis gak perkoro dhuwike kurang . ." jare Ableh.
"Lho opoko mbah ?" jare ceweke.
"Aku lali dalane mulih . . ."

mama

... MAMA...

Mama melahirkan kita sambil menangis kesakitan. Masihkah kita menyakitkannya?
Masih mampukah kita tertawa melihat penderitaannya?
Mencaci makinya? Melawannya?
Memukulnya? Mengacuhkannya?
Meninggalkannya?

Mama tidak pernah mengeluh membersihkan kotoran kita waktu masih kecil,
Memberikan ASI waktu kita bayi,
Mencuci celana kotor kita,
Menahan derita,
Menggendong kita sendirian.

Di saat mamamu tidur, coba kamu lihat matanya dan bayangkan matanya takkan terbuka untuk selamanya.. tangannya tak dapat hapuskan airmatamu dan tiada lagi nasihat yang sering kita abaikan.. bayangkan mamamu sudah tiada.. apakah kamu cukup membahagiakannya. . apakah kamu pernah berfikir bertapa besar pengorbanannya semenjak kamu berada di dalam perutnya... kirim pesan ini pada semua... itupun kalau kamu sayang mamamu dan mau mengingatkan teman2mu.

Ingat-ingatlah lima aturan sederhana untuk menjadi bahagia:

1... Bebaskan hatimu dari rasa benci.
2. Bebaskan pikiranmu dari segala kekuatiran.
3. Hiduplah dengan sederhana.
4. Berikan lebih banyak (give more).
5. Jangan terlalu banyak mengharap (expect less).

SADARILAH bahwa di dunia ini tidak ada 1 orang pun yang mau mati demi MAMA, tetapi....
Beliau justru satu-satunya orang yang bersedia mati untuk melahirkan kita…

Mama bukan tempat penititipan cucunya disaat anda jalan jalan,

tetapi disaat beliau sudah tua dan tak bertenaga, yang beliau butuhkan sekarang adalah perhatian anda , datang & hampiri dia , bertanyalah bagaimana kesehatannya saat ini dan dengarlah curhatnya, temani dia disaat dia membutuhkan anda, itu saja.... beliau sudah bahagia sekali...... .......dan melupakan semua hutang anda kepadanya

berteman

MEMILIH TEMAN

“Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka.” Pengkotbah 4:9.

Sebagai makhluk sosial kita membutuhkan interaksi dengan orang lain. karena kita tidak dapat hidup sendiri tanpa kehadiran orang lain di sekitar kita. Kita perlu teman. Alkitab juga menyatakan betapa pentingnya kehadiran teman atau sahabat dalam kehidupan ini, seperti firman yang kita baca hari ini: “...kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wahai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya. !” (Pengkotbah 4:10).

Jelas dinyatakan bahwa kita semua harus membangun hubungan dengan orang lain, yang bersamanya kita berjalan mengarungi kehidup di dunia ini. Kita butuh seseorang yang bisa menolong untuk bangkit saat kita sedang gagal dan terpuruk, teman yang mendorong saat kita lemah dan putus asa, seseorang yang sanggup meringankan beban saat masalah terasa berat untuk kita hadapi sendiri, atau teman yang sanggup memberikan penghiburan saat kita dalam kesedihan atau duka. Namu perhatikan: berhati-hatilah dalam memilih teman atau sahabat! Penulis Amsal memperingatkan: “Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang.” (Amsal 13:20). Teman yang bijaksana membuat kita bijak, teman yang bebal akan menghancurkan kita karena kebebalannya dapat menular dalam kehidupan kita dan memporakporandakan seluruh rencana dan tujuan hidup kita. Benarlah bahwa “Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” (1 Korintus 15:33).

Dalam hidup ini kita dihadapkan dengan pilihan-pilihan, termasuk hal memilih teman, dengan siapa kita bergaul. Bila ingin berhasil kita harus membangun hubungan dengan orang-orang yang bisa kita teladani dalam keberhasilannya di bidang studi/pekerjaan: bila ingin mengembangkan kualitas karakter kita, kita harus lebih sering bergaul dan menghabiskan waktu bersama mereka yang berkepribadian baik.

Jika ingin meningkatkan kerohanian dan lebih dekat kepada Tuhan, kita juga harus menempatkan diri di bawah pengaruh orang-orang yaitu memiliki disiplin rohani, setia dan tekun melayani Tuhan.

Milikilah teman-teman yang dapat membawa kita ke arah yang positif!

bersyukur

Syukurilah apa yg ada dlm hidupmu...

Ada seorang gadis buta yang membenci dirinya sendiri karena kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya. Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Dia berkata akan menikahi kekasihnya hanya jika dia bisa melihat dunia.

Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepadanya sehingga dia bisa melihat semua hal, termasuk kekasihnya. Kekasihnya bertanya, "Sekarang kamu bisa melihat dunia. Apakah kamu mau menikah denganku?" Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya ternyata buta. D i a menolak untuk menikah dengannya.
Kekasihnya pergi dengan air mata mengalir, dan kemudian menulis sepucuk surat singkat kepada gadis itu, "Sayangku, tolong jaga baik-baik mata saya."

Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat status dalam hidupnya berubah. Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang paling menyakitkan.

Hidup adalah anugerah

Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar -
Ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.

Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu -
Ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

Sebelum engkau mengeluh tentang suami a t au isterimu -
Ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan meminta pasangan hidup.

Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu -
Ingatlah akan seseorang yang begitu cepat pergi ke surga.

Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu -
Ingatlah akan seseorang yang begitu mengaharapkan kehadiran seorang anak, tetapi tidak mendapatnya.

Sebelum engkau bertengkar karena rumahmu yang kotor, dan tidak ada yang membersihkan atau menyapu lantai - <>Ingatlah akan orang gelandangan yang tinggal di jalanan.

Sebelum merengek karena harus menyopir terlalu jauh -
Ingatlah akan sesorang yang harus berjalan kaki untuk menempuh jarak yang sama.

Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu -
Ingatlah akan para penganguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan pekerjaanmu.

Sebelum engkau menuding atau menyalahkan orang lain -
Ingatlah bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berdosa dan kita harus menghadap pengadilan Tuhan.

Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu -
Pasanglah senyuman di wajahmu dan berterima kasihlah pada Tuhan karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini.

Hidup adalah anugerah, jalanilah, nikmatilah, rayakan dan isilah itu.

NIKMATILAH SETIAP SAAT DALAM HIDUPMU, KARENA MUNGKIN ITU TIDAK AKAN TERULANG LAGI!

humor tentang teroris

MOGOK APA TERORIS ?

Jl. Arlington Avenue, jalan raya di Washington DC itu tak seperti biasanya, Macet!. Aku yang kala itu terjebak di dalamnya hanya berpikir dan heran ternyata di Amerika juga penuh kemacetan.

Tak lama ada bule ngetuk kaca mobil yang kukendarai, kubuka kaca sambil bertanya dengan Bahasa Inggris-Sunda, "Ada apa, koq macet?"

"Presiden Bush diculik teroris!. Terorisnya minta tebusan satu milyar dollar, jika tidak, Presiden Bush mau disiram bensin terus dibakar!"

"Lantas, tugas Anda?," tanyaku.
"Tugas saya adalah mengumpulkan sumbangan dari tiap mobil yang lewat....," jawab orang tersebut.

"Berapa saya harus menyumbang?," Kataku yang bingung dengan jumlah sumbangan yang harus kuberikan.

"Terserah, seikhlasnya, but the others ada yang ngasih 5 liter, 7 liter, bahkan 10 liter bensin...."

humor tentang nenek

DISKUSI PARA NENEK

Tiga nenek jompo sedang berdiskusi tentang masa tua mereka.

Nenek pertama berkata, "Kadang-kadang saat sedang berdiri di depan kulkas dan memegang sebotol selai aku tidak dapat ingat apakah aku sedang mengembalikan selai itu ke dalam kulkas atau aku akan mengambilnya untuk mengolesi roti."

Nenek kedua tidak mau ketinggalan, "Wah, aku bahkan lebih parah lagi. Kalau aku sedang berada di tengah tangga, aku jadi bingung apakah aku akan naik atau akan turun."

"Kalau begitu aku paling beruntung, soalnya aku belum pernah mengalami hal-hal seperti itu," kata nenek ketiga dengan bangganya sambil mengetuk-ngetukkan tangannya ke meja. Begitu mendengar suara ketukan tangannya di meja, tiba-tiba nenek ketiga ini berdiri dan berkata, "Eh, ada yang mengetuk pintu ... aku saja deh yang buka pintunya...."

jika tahu semua

JIKA TAHU SEMUA

Seseorang kagum dengan mikroskop karena mampu memperlihatkan sel-sel yang terkecil dalam sebuah benda tertentu. Maka, ia membelinya. Karena iseng, ia ingin melihat nasi yang siap disantap di piringnya dengan mikroskop itu. Apa yang terlihat olehnya? Apa yang tadinya tak dapat dilihat oleh mata telanjang, kini menjadi sangat jelas.

Ia melihat pemandangan yang sangat menjijikkan. Betapa tidak, makanan yang akan dinikmatinya, penuh dengan kuman. Piring dan sendoknya juga begitu. Penuh kuman. Melihat semua itu, ia tidak jadi makan karena takut. Bagi manusia, hidup seperti misteri yang tak ada habisnya.

Kita tak tahu apa yang terjadi esok.


Konyolnya, manusia ingin tahu apa yang bakal terjadi sampai-sampai mereka pergi ke tukang ramal. Sebenarnya, jika kita tahu semua yang akan terjadi pada kita, ketakutan justru akan datang.

Kita takkan dapat menikmati hidup hari ini jika tahu sebentar lagi usaha kita bangkrut, sebentar lagi kita sakit, Minggu depan kita kecelakaan, dan kejadian-kejadian tak menyenangkan lainnya.

Itu sebabnya Tuhan tidak memberi tahu apa yang terjadi esok hari!
Bukan kebetulan jika Tuhan membuat hidup menjadi seperti misteri.
Ada banyak perkara di masa depan yang tidak diberitahukan, bukan tanpa alasan.

Tuhan ingin kita seperti jam yang berdetak untuk hari ini, tanpa perlu khawatir berapa kali kita harus berdetak esok hari
Hari esok punya kekhawatirannya sendiri. Percayakan hari ini pada Tuhan, dan lakukan hal yang sama esok hari.

Bersama Tuhan, kita bisa melewati banyak perkara tanpa dicekam ketakutan dan kekhawatiran
Jika Manusia Tahu , Apa yang terjadi di Hari Esok , Ia tidak pernah dapat menikmati hidup hari Ini
Maka , selagi kita masih diberi Hidup, selalu berbuatlah yang Terbaik,…berilah Kasih untuk orang lain

Jangan ada iri hati dan tipu muslihat dalam mulutmu, janganlah menghakimi saudaramu , buanglah dendam


Dan luka hatimu.. ampunilah mereka yang melukaimu… Siapa tahu ,
Hari ini adalah hari ter-akhir kita - untuk berbuat kebaikan…. “

jangan khawatir

MENGOLAH KEKURANGAN MENJADI KEKUATAN

Di Hawai, ada seorang cacat yang tidak punya tangan kanan sejak lahir, namun tangan kirinya normal. Sewaktu masih kecil, ia sering dihina dan diolok-olok oleh teman2nya. Ia menjadi rendah diri (minder) karena kecacatannya itu

Pada suatu hari, dia bertemu seorang guru beladiri (di Hawai banyak orang keturunan Jepang yang ahli beladiri), dan Guru itu bertanya kepadanya “Apakah kamu mau kalau saya mengajarimu ilmu beladiri supaya kamu menjadi percaya diri?” Jawabnya dengan semangat “Mau, saya sangat mau!”

Akhirnya, orang cacat itu diajari satu jurus kuncian dan ia diminta untuk terus mempraktikkannya. Hingga berminggu2 lamanya, murid itu terus menerus mempraktikkan satu jurus itu saja. Pada minggu ke-16 murid itu merasa sudah pandai. Ia lalu berkata “Guru, tolong ajarkan kepada saya jurus yang lainnya.” Gurunya menjawab “Praktikkan jurus itu lagi, sekarang belajar lebih cepat, dan lebih kuat!” Setelah beberapa minggu, ketika muridnya mengatakan “Guru saya sudah ahli.” Gurunya menjawab, “Kamu harus lebih kuat dan lebih cepat lagi, kamu harus banyak lawan tanding!” Gurunya bertanya “Apakah kamu sudah ahli?” Kalau memang sudah ahli selanjutnya kamu bisa mempraktikannnya dengan lawan tandingmu.” Ternyata jurusnya bekerja dengan sempurnya dan ia bisa mengalahkan pada lawan tandingnya dengan mudah.

Gurunya puas dengan hasil tersebut, dan berkata. “Baiklah, sekarang kamu akan saya daftarkan dalam pertandingan bela diri berkelas.” Namun si murid berteriak, “Guru! Saya kan baru bisa menguasai satu jurus, tapi mengapa anda sudah mendaftarkan saya?” Gurunya menjawab “Tidak masalah!” Kemudian sang murid berpikir, “Oh, kalau saya didaftarkan ke suatu pertandingan, mungkin saya akan diajarkan jurus yang baru karena pertandingan masih 8 minggu lagi.” Ternyata tidak, dia hanya tetap diajari satu jurus yang sama, satu jurus kuncian, terus menerus hanya diajari satu jurus itu. Dalam latih tanding dia dapat mengalahkan semua lawan tandingnya. Lalu ia berkata “Guru, apakah saya harus mengikuti pertandingan hanya berbekal satu jurus ini?” Gurunya menjawab, “Sudahlah, yang penting kamu terus praktik lawan tanding yang lebih cepat dan lebih kuat untuk menyempurnakannya.” Murid yang cacat itu bertanya lagi, “Apakah saya tidak diajari jurus
lainnya?” Gurunya berkata dengan lantang. “Tidak!” Kemudian murid itu berkata “Guru, kalau nanati saya kalah, saya akan menjadi sangat malu.” Gurunya memberikan semangat, “Tidak masalah, kamu ikut saja.”

Tibalah hari pertandingan itu. Si murid tersebut tetap hanya menggunakan satu jurus untuk bertarung dengan semua lawannya. Ketika menghadapi lawan pertama, dengan cepat ia bisa mengunci lawannya dan dengan cepat pula lawan itu tidak bisa bergerak sama sekali dan menyerah. Demikian seterusnya hingga babak ketiga, dia hanya menggunakan satu jurus dan berhasil mengalahkan semua lawannya dengan cepat. Kemudian dia masuk babak semi final, dan dia berkata kepada gurunya, “Waduh guru….., sudah tiga kali saya menggunakan jurus ini, nanti saya akan ketahuan oleh lawan saya selanjutnya, please, tolong saya diajarkan jurus sakti yang lainnya agar saya bisa menang lagi”. Gurunya menjawab dengan tegas “Sudahlah, kamu pakai jurus itu saja dengan lebih cepat dan lebih kuat.”

Akhirnya. Dengan sedikit terpaksa murid itu maju ke babak semifinal dengan tetap menggunakan satu jurus tadi, dan ternyata lawannya dapat dikunci dengan cepat dan menyerah kalah. Ia berteriak merayakan kemenangannya
Akhirnya ia mencapai babak final. Kali ini lawannya adalah juara bertahan selama tujuh kali berturut2. Secara spontan ia berkata lagi kepada gurunya, “Waduh Guru….,, Kali ini saya benar2 tidak berkutik, dia juara bertahan dengan rekor tujuh kali mempertahankan gelarnya. Saya empat kali menang hanya menggunakan satu jurus yang sama terus-menerus, bagaimana saya bisa menang melawan juara ini?” Murid itu tampak mulai tertekan dan berkata, “Tolong…, ajari saya jurus sakti yang baru, tolonglah saya guru!” Gurunya menjawab, “Tidak! Kamu tetap masuk final hanya dengan satu jurus itu dengan lebih cepat dan lebih kuat lagi!”

Dan ketika akhirnya ia berhadapan dengan juara bertahan itu dengan hanya menggunakan satu jurus yang digunakan sebelumnya, ternyata dalam waktu singkat juara bertahan itu dapat terkunci dan menyerah kalah. Kemudian dia merayakan kemenangannya dengan kegembiraan yang luar biasa. Malam harinya ketika murid tersebut pulang, ia disambut dengan pesta yang sangat meriah. Dan ketika semua sudah pulang dari pestanya, yang masih tinggal hanya dia dan gurunya. Mereka duduk di tepi panta melihat ombak yang menderu dan memecah di tepian pantai dalam sinar cerah bintang dan rembulan.

Kemudian si murid bertanya kepada gurunya, “Guru, saya tidak habis pikir, mengapa saya bisa jadi juara dengan hanya satu jurus?” Gurunya menjawab, “Ada dua hal mengapa kamu bisa menjadi pemenang. Pertama , Teknik kuncianmu itu adalah teknik kuncian yang paling hebat di dunia beladiri, sangat sulit diantisipasi, apalagi kalau kamu jalankan dengan kekuatan dan kecepatan yang luar biasa. Kedua, teknik kuncian kamu ini sebenarnya ada penawarnya atau ada cara menghindarinya. Tetapi untuk melakukan nya lawanmu harus memegang tangan kananmu, dan kamu tidak punya tangan kanan…….!!”

Moral Cerita :
Jangan khawatir akan kekurangan kita.
Kekurangan bila diolah dengan sungguh2 bisa menjadi kekuatan.

penyesalan

MENGAPA ELANG TERBANG, KALKUN MENGEPAK ???

Konon di satu saat yang telah lama berlalu, Elang dan Kalkun adalah burung yang menjadi teman yang baik. Dimanapun mereka berada, kedua teman selalu pergi bersama-sama. Tidak aneh bagi manusia untuk melihat Elang dan Kalkun terbang bersebelahan melintasi udara bebas.

Satu hari ketika mereka terbang, Kalkun berbicara pada Elang : "Mari kita turun dan mendapatkan
sesuatu untuk dimakan. Perut saya sudah keroncongan nih!". Elang membalas : "Kedengarannya ide yang bagus". Jadi kedua burung melayang turun ke bumi, melihat beberapa binatang lain sedang makan dan memutuskan bergabung dengan mereka. Mereka mendarat dekat dengan seekor Sapi. Sapi ini tengah sibuk makan jagung, namun sewaktu memperhatikan bahwa ada Elang dan Kalkun sedang berdiri dekat dengannya, Sapi berkata : "Selamat datang, silakan cicipi jagung manis ini".

Ajakan ini membuat kedua burung ini terkejut. Mereka tidak biasa jika ada binatang lain berbagi soal makanan mereka dengan mudahnya. Elang bertanya : "Mengapa kamu bersedia membagikan jagung milikmu bagi kami?". Sapi menjawab : "Oh, kami punya banyak makanan disini. Tuan Petani memberikan bagi kami apapun yang kami inginkan". Dengan undangan itu, Elang dan Kalkun menjadi terkejut dan menelan ludah. Sebelum selesai, Kalkun menanyakan lebih jauh tentang Tuan Petani.

Sapi menjawab : "Yah, dia menumbuhkan sendiri semua makanan kami. Kami sama sekali tidak

perlu bekerja untuk makanan". Kalkun tambah bingung : "Maksud kamu, Tuan Petani itu memberikan padamu semua yang ingin kamu makan?". Sapi menjawab : "Tepat sekali!. Tidak hanya itu, dia juga memberikan pada kami tempat untuk tinggal." Elang dan Kalkun menjadi syok berat!. Mereka belum pernah mendengar hal seperti ini. Mereka selalu harus mencari makanan dan bekerja untuk mencari naungan.

Ketika datang waktunya untuk meninggalkan tempat itu, Kalkun dan Elang mulai berdiskusi lagi tentang situasi ini. Kalkun berkata pada Elang : "Mungkin kita harus tinggal di sini. Kita bisa
mendapatkan semua makanan yang kita inginkan tanpa perlu bekerja. Dan gudang yang disana cocok dijadikan sarang seperti yang telah pernah bangun. Disamping itu saya telah lelah bila harus selalu bekerja untuk dapat hidup."

Elang juga goyah dengan pengalaman ini : "Saya tidak tahu tentang semua ini. Kedengarannya terlalu baik untuk diterima. Saya menemukan semua ini sulit untuk dipercaya bahwa ada pihak yang mendapat sesuatu tanpa imbalan. Disamping itu saya lebih suka terbang tinggi dan bebas mengarungi langit luas. Dan bekerja untuk menyediakan makanan dan tempat bernaung tidaklah terlalu buruk. Pada kenyataannya, saya menemukan hal itu sebagai tantangan menarik".

Akhirnya, Kalkun memikirkan semuanya dan memutuskan untuk menetap di mana ada makanan gratis dan juga naungan. Namun Elang memutuskan bahwa ia amat mencintai kemerdekaannya dibanding menyerahkannya begitu saja. Ia menikmati tantangan rutin yang membuatnya hidup. Jadi setelah mengucapkan Selamat berpisah untuk teman lamanya Si Kalkun, Elang menetapkan penerbangan untuk petualangan baru yang ia tidak ketahui bagaimana kedepannya.

Semuanya berjalan baik bagi Si Kalkun. Dia makan semua yang ia inginkan. Dia tidak pernah bekerja. Dia bertumbuh menjadi burung gemuk dan malas. Namun lalu suatu hari dia mendengar istri Tuan Petani menyebutkan bahwa Hari raya Thanksgiving akan datang beberapa hari lagi dan alangkah indahnya jika ada hidangan Kalkun panggang untuk makan malam. Mendengar hal itu, Si Kalkun memutuskan sudah waktunya untuk minggat dari pertanian itu dan bergabung kembali dengan teman baiknya, si Elang.

Namun ketika dia berusaha untuk terbang, dia menemukan bahwa ia telah tumbuh terlalu gemuk dan malas. Bukannya dapat terbang, dia justru hanya bisa mengepak-ngepakkan sayapnya. Akhirnya di Hari Thanksgiving keluarga Tuan Petani duduk bersama menghadapi panggang daging Kalkun besar yang sedap.

Ketika anda menyerah pada tantangan hidup dalam pencarian keamanan, anda mungkin sedang menyerahkan kemerdekaan anda...Dan Anda akan menyesalinya setelah segalanya berlalu dan tidak ada KESEMPATAN lagi...

Hati-hati bagi kita yang sudah terperangkap di kandang pak Tani (sang juragan) sehingga kita jadi malas dan menyerahkan nasib hidup kita......

Selalu ada keju gratis dalam perangkap tikus ...
(Pepatah Kuno)

pepatah lama

Nasehat bijak

Berikanlah dirimu sebuah moment kedamaian, dan engkau akan mengerti betapa bodohnya terburu-buru.


Belajarlah untuk hening, dan engkau akan mengetahui dirimu telah terlalu banyak bicara.

Jadilah bajik dan engkau akan menyadari dirimu telah terlalu keras menghakimi orang lain.

Semakin anda jujur, anda akan semakin lebih terbuka, rasa takut anda akan semakin berkurang, karena anda tidak lagi khawatir diri anda yang sebenarnya diketahui orang banyak.

Semakin anda jujur, Anda akan semakin percaya diri

(Y.M. Dalai Lama XIV)

TENTANG KEHIDUPAN

KISAH ISTERI RAJA

Ada seorang raja yang mempunyai 4 isteri.

Raja ini sangat mencintai isteri keempatnya dan selalu menghadiahkannya pakaian-pakaian yang mahal dan memberinya makanan yang paling enak. Hanya yang terbaik yang akan diberikan kepada sang isteri.

Dia juga sangat memuja isteri ketiganya dan selalu memamerkannya ke pejabat-pejabat kerajaan tetangga. Itu karena dia takut suatu saat nanti, isteri ketiganya ini akan meninggalkannya.

Sang raja juga menyayangi isteri keduanya. Karena isterinya yang satu ini merupakan tempat curahan hatinya, yang akan selalu ramah, peduli dan sabar terhadapnya. Pada saat sang raja menghadapi suatu masalah, dia akan mengungkapkan isi hatinya hanya pada isteri ke dua karena dia bisa membantunya melalui masa-masa sulit itu.

Isteri pertama raja adalah pasangan yang sangat setia dan telah memberikan kontribusi yang besar dalam pemeliharaan kekayaannya maupun untuk kerajaannya. Akan tetapi, si raja tidak peduli terhadap isteri pertamanya ini meskipun sang isteri begitu mencintainya, tetap saja sulit bagi sang raja untuk memperhatikan isterinya itu.

Hingga suatu hari, sang raja jatuh sakit dan dia sadar bahwa kema tian nya sudah dekat.

Sambil merenungi kehidupannya yang sangat mewah itu, sang raja lalu berpikir, "Saat ini aku memiliki 4 isteri disampingku, tapi ketika aku pergi, mungkin aku akan sendiri".

Lalu, bertanyalah ia pada isteri keempatnya, "Sampai saat ini, aku paling mencintaimu, aku sudah menghadiahkanmu pakaian-pakaian yang paling indah dan memberi perha tian yang sangat besar hanya untukmu. Sekarang aku sekarat, apakah kau akan mengikuti dan tetap menemaniku?"

"Tidak akan!" balas si isteri keempat itu, ia pun pergi tanpa mengatakan apapun lagi.
Jawaban isterinya itu bagaikan pisau yang begitu tepat menusuk jantungnya.

Raja yang sedih itu kemudian berkata pada isteri ketiganya, "Aku sangat memujamu dengan seluruh jiwaku. Sekarang aku sekarat, apakah kau tetap mengikuti dan selalu bersamaku?"
"Tidak!" sahut sang isteri. "Hidup ini begitu indah! Saat kau meninggal, akupun akan menikah kembali!"

Perasaan sang rajapun hampa dan membeku.

Beberapa saat kemudian, sang raja bertanya pada isteri keduanya, " Selama ini, bila aku membutuhkanmu, kau selalu ada untukku. Jika nanti aku meninggal, apakah kau akan mengikuti dan terus disampingku? "

"Maafkan aku, untuk kali ini aku tidak bisa memenuhi permintaaanmu! " jawab isteri keduanya. "Yang bisa aku lakukan, hanyalah ikut menemanimu menuju pemakamanmu. "
Lagi-lagi, jawaban si isteri bagaikan petir yang menyambar dan menghancurkan hatinya.

Tiba-tiba, sebuah suara berkata:

"Aku akan bersamamu dan menemanimu kemanapun kau pergi." Sang raja menolehkan kepalanya mencari-cari siapa yang berbicara dan terlihatlah olehnya isteri pertamanya. Dia kelihatan begitu kurus, seperti menderita kekurangan gizi.

Dengan penyesalan yang sangat mendalam kesedihan yang amat sangat, sang raja berkata sendu, "Seharusnya aku lebih memperhatikanmu saat aku m asih punya banyak kesempatan!"

Dalam realitanya, sesungguhnya kita semua mempunyai '4 isteri' dalam hidup kita....

'Isteri keempat' kita adalah tubuh kita.
Tidak peduli berapa banyak waktu dan usaha yang kita habiskan untuk membuatnya terlihat bagus, tetap saja dia akan meninggalkan kita saat kita meninggal.


Kemudian 'Isteri ketiga' kita adalah ambisi, kedudukan dan kekayaan kita.
Saat kita meninggal, semua itu pasti akan jatuh ke tangan orang lain.

Sedangkan 'isteri kedua' kita adalah keluarga dan teman-teman kita. Tak peduli berapa lama waktu yang sudah dihabiskan bersama kita, tetap saja mereka hanya bisa menemani dan mengiringi kita hingga ke pemakaman.

Dan akhirnya 'isteri pertama' kita adalah jiwa, roh, iman kita, yang sering terabaikan karena sibuk memburu kekayaan, kekuasaan, dan kepuasan nafsu. Padahal, jiwa, roh, atau iman inilah yang akan mengikuti kita kemanapun kita pergi.

Jadi perhatikan, tanamkan dan simpan baik-baik dalam hatimu sekarang!
Hanya inilah hal terbaik yang bisa kau tunjukkan pada dunia.

Let it Shine!

masuk surga

Begitu susah ternyata masuk surga.

Sebuah sejoli muda Katolik yang soleh, yang dalam beberapa hari lagi akan menikah, mengalami
kecelakan lalu lintas yang mengakibatkan keduanya meninggal. Saat mereka berdua berada di pintu utama mau masuk surga. mereka bertanya-tanya dalam hati apakah mungkin nanti mereka bisa dinikahkan di surga. Saat di datangi oleh St Petrus mereka mengajukan pertanyaa tsb ke st Petrus.

Memperoleh pertanyaan itu, St Petrus sambil mengernyitkan dahi karena sebelumnya belum pernah ada permintan seperti itu, menjawab: Wah saya ndak tahu ya, ntar saya chek
dulu. kalian tunggu saja dulu di sini. Dan selanjutnya st Petrus menghilang masuk ke surga sambil sebelumnya tidak lupa menutup pintu surga rapat-rapat. .

Kedua sejoli tsb, menunggu dengan sabar di pintu surga (belum boleh masuk soalnya), mereka dengan sabar menunggu, sehari berlalu, seminggu, sebulan, dua bulan dan tiga
bulan pun berlalu juga tanpa berita. Kedua sejoli itu sangat cemas, apakah kita akan di sini selamanya, guman mereka dalam hati.

Memasuki akhir bulan keempat, akhirnya st Petrus muncul lagi di pintu dan dengan raut wajah
sangat kecapekan, berkata kepada kedua sejoli. Ya, anda berdua akhirnya bisa nikah di surga.

Terima kasih ucap kedua sejoli itu serentak dan penuh kelegaan. Tapi namanya anak muda, tanpa sadar si perempuan bertanya kepada st Petrus: “Ini mau tanya saja ya Om Petrus, kalau nanti setelah nikah tapi akhirnya kami tidak cocok, apakah bisa cuga cerai di surga?”

Mendengar pertanyaan tsb dengan muka merah dibalik janggutnya yang sudah panjang dan memutih, St Petrus menghentakkan kakinya sambil menahan amarah.

“Maaf, maaf, apakah kami salah bertanya?” Kata kedua sejoli sambil ketakutan.

“Yang benar saja”, jawab st Petrus, dengan kesal. “Saya butuh hampir 4 bulan mengudak-udak dan menyanyain ratusan ribu penghuni surga untuk mencari seorang pastor untuk meresmikan pernikahan anda nantinya, dan apakah anda bisa bayangkan butuh berapa lama nanti bagi saya untuk mencari seorang Lawyer disana bila anda mau cerai???”