Kita hidup bukan untuk mencari kebahagiaan
Kita hidup bukan untuk mencari kebahagiaan, tapi untuk membuat orang
bahagia. Membuat orang lain bahagia itu diminta kesediaan untuk
mendengarkan, memahami, merasakan, dan mengakui dirinya sebagai pribadi
yang bernilai dan berarti bagi hidupmu!
Hidup tidak untuk mencari kenyamanan, melainkan jadikanlah kehadiranmu
itu membuat orang lain nyaman! Orang merasa nyaman bukan karena diberi
uang saja tetapi karena ia merasa tidak dihakimi dan dinilai menurut
kacamata kita. Ia nyaman karena ia diberi kesempatan untuk meminjam
telingamu agar curahan hatinya terungkapkan pada dirimu!
Hidup tidak untuk mencari kepastian, melainkan berikanlah selalu
kepastian saat orang membutuhkan pelayananmu. Orang yang membutuhkan
pelayanan itu biasanya bingung dan gelisah, karena ia berada dalam
situasi krisis. Karena itu janganlah ragu ragu untuk bertanya, "apakah
yang bisa kubantu agar engkau bisa lega lagi?"
Hidup tidak untuk mencari sekedar kehangatan yang menghibur pada saat
kesepian. Namun jadikanlah dirimu orang yang hangat dengan lebih suka
menyapa orang lain daripada disapa, juga kalau orang yang engkau sapa
adalah orang orang yang paling tidak menyenangkan sekalipun!
Hidup itu tidak usah kembali ke masa lalu, dan ingin mengulang kisah
kasih yang pernah terajut di masa lalu, namun hidup itu kenangan akan
cinta Tuhan, agar kita tidak ragu ragu menatap dan melangkah di masa
depan meski ada banyak ketidakpastian.
Hidup itu tidak usah mencari kekayaan sebanyak mungkin, melainkan
jadikanlah orang lain menjadi sejahtera, dan engkau sungguh menjadi
orang yang hidupnya "kaya"!
Hidup itu tidak usah mencari pujian, penghormatan, penghargaan, atau
ucapan terima kasih sekalipun. Akan tetapi janganlah engkau lupa
menghargai jerih payah orang yang bekerja demi kepentinganmu, juga
kalau pekerjaan mereka sangat sepele sekalipun.
Hidup itu tidak usah menyelesaikan masalah sampai tuntas, karena
masalah itu ibarat kita masuk sebuah pintu rumah, tetapi kita akan
mendapatkan 3 pintu yang mesti kita buka lagi. Karena itu masalah
adalah tanda tanda yang jelas yang menunjukkan titik tolak kita untuk
menemukan peluang berkembang.
Hidup itu tidak usah kuatir akan ketidakpastian masa depanmu, tetapi
lihat dan rasakanlah dalam ketidakpastian engkau diberi kesempatan
untuk "puji-syukur" kepada Tuhan, yakni mengakui keterbatasanmu sebagai
manusia yang tidak mampu menguasai hidupmu sendiri, di sisi lain
ditantang untuk mengakui betapa Allah itu mau hadir dan terlibat dalam
diri kita. Soalnya apakah kita mau mengundang Allah terlibat?
Hidup beriman itu tidak bertujuan mencari kepuasan dan kenikmatan
rohani, seperti orang mendaki puncak gunung, janganlah memetik bunga
sekuntum pun sebelum engkau sampai di puncak. Demikianlah juga,
janganlah mencari kepuasan rohani, yang sebenarnya bukan iman itu
sendiri, melainkan carilah Allah, dengan mencintai-Nya dan mencintai
sesama, sehingga sampailah kita suatu saat nanti "bersatu" dengan Allah.
No comments:
Post a Comment